
Blitar, – Di balik bentangan hijau persawahan yang menghampar di Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, ada sosok berseragam loreng yang setia melangkah di antara pematang. Ia bukan petani, tapi hatinya tertambat pada nasib mereka. Serda Agus H, Babinsa dari Koramil 0808/02 Garum Kodim 0808/Blitar, turun langsung ke sawah untuk mendampingi para petani panen padi, pada Selasa (27/5/2025).
Bersama Bapak Sukri, anggota Kelompok Tani Tunas Harapan, Serda Agus memungut batang padi, membersihkan lumpur, dan menyeka peluh sambil menyemangati. Di tengah cuaca yang panas menyengat, tak ada keluhan. Yang ada hanya tawa kecil dan obrolan hangat tentang masa depan pertanian yang lebih baik.
“Kami mendukung penuh para petani agar tetap semangat. Panen ini bukan akhir, tapi awal untuk tanam berikutnya. Karena itu, kami dorong percepatan pengolahan lahan pasca panen agar bisa tanam dua kali setahun,” tutur Serda Agus dengan nada bersahabat.
Tak hanya soal teknis bertani, Serda Agus juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan program pemerintah seperti Sergab (Serap Gabah) yang bekerja sama dengan Bulog. Harga gabah kering sawah yang dipatok Rp 6.500 per kilogram memberi kepastian bagi petani agar tidak merugi.
Bagi Bapak Sukri, pendampingan seperti ini lebih dari sekadar bantuan. Ini adalah bentuk kepedulian yang menyentuh hati. “Kehadiran Babinsa memberi kami semangat. Kadang kami lelah, bingung soal harga, atau soal musim, tapi ada yang datang dan mendengarkan, itu sangat berarti,” ucapnya, matanya berkaca-kaca.
Di tempat terpisah, PS. Danramil Garum, Lettu Inf. Deny Setyabudi, menyatakan bahwa pendampingan pertanian adalah bagian penting dari tugas Babinsa. “Ini bukan hanya tentang ketahanan pangan, tapi tentang hubungan kemanusiaan antara TNI dan rakyat. Sawah ini ladang pengabdian kita bersama,” katanya.
Langkah-langkah kecil yang ditapaki Serda Agus di pematang sawah hari itu mungkin tak terlihat megah. Tapi di baliknya, tersimpan makna besar: menjaga pangan, menyemai harapan, dan meneguhkan bahwa negeri ini tumbuh dari kerja sama, bukan dari derap langkah sendiri.
Karena di sawah-sawah seperti inilah, Indonesia ditanam dan masa depan dipanen.(*)
Editor: Sulaiman













