Setahun Menjaga Perdamaian di Kongo, Prajurit TNI Terima Medali Kehormatan PBB

Internasional334 Views

Kongo, – Di tengah panasnya terik Afrika dan gemuruh langkah pasukan, sebuah upacara sederhana namun penuh makna digelar di jantung Republik Demokratik Kongo. Satgas Batalyon Gerak Cepat (BGC) 39-F MONUSCO menandai akhir masa tugasnya yang genap setahun dengan Medal Parade Ceremony, sebuah bentuk penghormatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atas pengabdian tanpa pamrih dalam misi perdamaian dunia.

Dipimpin langsung oleh Komandan Satgas, Kolonel Inf Imir Faishal, S.Sos., M.I.Pol., upacara ini tak sekadar seremoni formal. Ia menjadi ruang kontemplasi dan kebanggaan—sebuah refleksi dari ratusan hari pengabdian prajurit TNI yang jauh dari tanah air, bertaruh nyawa demi melindungi warga sipil di tengah konflik berkepanjangan.

Medali kehormatan PBB disematkan langsung oleh para pejabat tinggi MONUSCO dan otoritas lokal, termasuk Force Commander MONUSCO Lt Gen Ulisses de Mesquita Gomes dan Vice Governor Ituri Lt Gen Raus Chalwe. Mereka bukan hanya menyematkan tanda jasa, tapi juga menyampaikan terima kasih mewakili dunia atas dedikasi luar biasa pasukan Indonesia.

Hadir pula para komandan dari kontingen negara lain yang tergabung dalam misi MONUSCO. Dari berbagai warna bendera dan bahasa, satu semangat yang sama menyatukan mereka: menjaga kedamaian dunia.

“Penghargaan ini bukan sekadar medali yang menempel di dada. Ini simbol perjuangan, simbol kemanusiaan,” ungkap Kolonel Imir dengan mata berbinar. “Kami datang bukan sebagai penjaga, tapi sebagai saudara yang membawa harapan.”

Selama 365 hari bertugas, Satgas BGC 39-F telah menjalankan mandat utama PBB, yakni Protection of Civilians—melindungi warga sipil dari kekerasan, memastikan bantuan kemanusiaan tersampaikan, dan memulihkan harapan di wilayah yang lama dicekam konflik.

Tak sedikit kisah haru dan keberanian yang lahir selama penugasan: dari mengevakuasi anak-anak di tengah baku tembak, hingga mengobati warga desa yang tak pernah dijangkau layanan medis. Semua itu kini tersimpan rapi dalam ingatan para prajurit, menjadi bekal moral yang akan mereka bawa pulang ke tanah air.

Dalam momen penuh keharuan itu, tak sedikit prajurit yang menitikkan air mata. Bukan karena lelah, tapi karena bangga—telah memberi arti dalam kehidupan orang lain, di tanah yang jauh dari rumah.

Medal Parade bukanlah akhir. Ini adalah awal dari semangat baru untuk terus berkarya, menjaga perdamaian, dan membawa nama Indonesia harum di mata dunia.

(Barat/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *