Air dari Hati: Aiptu Surono dan 8 Sumur Harapan di Masjid-Masjid Grobogan

POLRI480 Views

Grobogan, – Di tengah riuh rutinitas sebagai anggota kepolisian, Aiptu Surono diam-diam merawat sebuah misi sunyi: menghadirkan air bersih bagi masjid dan musala yang selama ini bergelut dengan kekeringan. Bukan karena perintah atasan, bukan pula demi penghargaan, tapi semata-mata karena rasa iba yang tumbuh menjadi niat tulus untuk berbagi.

Sejak 2020, langkah kecilnya telah melahirkan delapan sumur bor di titik-titik rawan kekeringan, di antaranya Masjid Al Fatah Karangrejo, Masjid Baitul Muslimin Teguhan, hingga yang terbaru, Masjid Jami’ Awwalul Islam di Desa Tambahrejo, Kecamatan Wirosari. Semuanya hadir bukan hanya sebagai sumber air, tapi juga sebagai sumber harapan bagi warga sekitar.

Saya terenyuh melihat jamaah yang harus antre air untuk wudhu, bahkan ada yang membawa air sendiri dari rumah. Dari situlah saya mulai menyisihkan sebagian gaji untuk bantu bangun sumur di masjid-masjid yang kekurangan air,” tutur Aiptu Surono lirih, Jumat (2/5/2025).

Di tengah musim kemarau yang tak menentu, air dari sumur bor ini menjadi penyambung kehidupan: untuk wudhu, untuk memasak, untuk mandi, bahkan untuk menanam harapan di halaman-halaman rumah warga. Takmir masjid dan warga gotong royong membangun, sementara Aiptu Surono menjadi jembatan antara kepedulian dan aksi nyata.

Biaya satu sumur bor bisa mencapai 6 hingga 8 juta rupiah. Sebagian ia tutup dari kantong pribadi, sisanya dari donatur yang ikut tergerak oleh kisah perjuangannya. Setiap sumur dibangun di atas lahan wakaf, agar manfaatnya abadi dan berkahnya terus mengalir.

Air ini bukan dari saya, tapi dari Allah lewat tangan-tangan yang mau peduli,” ucapnya merendah.

Warga menyambut sumur-sumur ini dengan mata berbinar. Ibu-ibu tak lagi harus berjalan jauh mengangkut air, anak-anak bisa mandi bersih sebelum sekolah, dan suara azan kini bersanding dengan suara gemericik dari keran air yang tak lagi kering.

Salah satu tokoh masyarakat di Ngrandah berkata, Apa yang dilakukan Pak Surono ini bukan hanya membangun sumur, tapi membangun kasih sayang antar manusia.”

Bagi Aiptu Surono, tugas polisi tak berhenti di balik seragam. Ia percaya bahwa pelindung masyarakat sejati adalah mereka yang hadir bukan hanya saat konflik, tapi juga dalam sunyi kebutuhan yang sering tak terdengar.

Kami hanya ingin masyarakat bisa beribadah dengan tenang, hidup dengan layak. Karena air bukan kemewahan, tapi hak semua orang,” tutupnya, seraya menatap salah satu sumur yang kini tak pernah kering.

(Reza/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *