Tangis Haru dan Tawa Anak-Anak TK di Markas TNI: Mimpi Kecil yang Tumbuh di Pangkuan Ibu Pertiwi

Edukasi560 Views

Boyolali,Aula Kodim 0724/Boyolali berubah menjadi taman penuh tawa dan harapan, Kamis (8/5/2025) pagi. Bukan oleh dentuman senjata atau derap langkah pasukan, melainkan oleh suara polos anak-anak TK BA Aisyah Sendanglo, Kecamatan Simo, yang datang dengan mata berbinar dan hati penuh rasa ingin tahu. Mereka datang untuk mengenal lebih dekat sosok Tentara Nasional Indonesia, para penjaga sunyi negeri yang selama ini hanya mereka lihat lewat layar televisi atau cerita guru di kelas.

Kunjungan itu bukan sekadar agenda seremonial. Di balik barisan rapi seragam kecil dan topi merah muda mereka, tersembunyi mimpi-mimpi besar yang masih mungil: menjadi tentara, membela negeri, dan menjaga Merah Putih tetap berkibar di langit Indonesia.

“Anak-anak ini adalah benih masa depan bangsa. Hari ini mereka mungkin masih bermain dan tertawa, tapi esok merekalah yang akan menjaga tanah air ini,” ujar Kapten Inf Sri Suraya, Pasipers Kodim 0724/Boyolali, dengan suara yang nyaris bergetar oleh haru.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air sejak usia dini. Bukan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi dengan kasih sayang, cerita, dan pelukan hangat dari para prajurit kepada anak-anak yang duduk bersila di lantai aula sambil menyimak penuh antusias.

“Anak-anak tidak perlu takut dengan TNI,” ujar Kapten Suraya sambil tersenyum. “TNI adalah pelindung rakyat. Tugas kami bukan hanya menjaga perbatasan, tapi juga menjaga senyum anak-anak Indonesia tetap merekah.”

Kata-kata itu disambut sorak sorai dan tepuk tangan kecil dari anak-anak. Beberapa dari mereka bahkan berani mengangkat tangan dan bertanya, “Kalau jadi tentara, boleh bawa bekal ke hutan, Pak?” Sebuah pertanyaan polos yang membuat semua orang di ruangan itu tertawa hangat.

Di akhir kunjungan, sebelum anak-anak kembali ke sekolah, mereka diajak menyanyikan lagu-lagu nasional dan berfoto bersama para tentara. Ada anak yang tampak malu-malu berdiri di samping seragam hijau, ada pula yang langsung memberi hormat dengan gaya yang masih salah-salah, tapi sangat tulus.

Hari itu, bukan hanya anak-anak yang belajar sesuatu. Para prajurit pun pulang dengan hati yang penuh harapan—bahwa cinta pada negeri bisa tumbuh dari pelukan kecil seorang bocah, dari mimpi yang ditanam sejak dini, dan dari tawa-tawa yang tak pernah lelah menyebut nama Indonesia. (*)

 

Kontributor: Agus Kemplu

Editor: Sulaiman

Foto: Agus Kemplu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *