
JAKARTA – Di balik hiruk pikuk lalu lintas udara dan dengung mesin pesawat tempur, ada sekelompok manusia yang bekerja dalam senyap, menjaga langit negeri ini dari berbagai ancaman. Tugas berat itu kini berpindah tangan. Kamis (12/6/2025) pagi, suasana haru menyelimuti Gedung Roesmin Nurjadin, Makoopsud I Halim Perdanakusuma. Di sana, berlangsung prosesi pergantian kepemimpinan dua pangkalan udara penting milik TNI AU: Lanud Pangeran M. Bun Yamin (BNY) dan Lanud Harry Hadisoemantri (HAD).
Letkol Pnb I Kadek Suta Arimbawa, S.H., M.I.Pol., menyerahkan tongkat komando Lanud BNY kepada Letkol Pnb Oktavianus Olga Satya Nugraha, S.H. Sementara itu, Letkol Pnb Dion Aridito, S.T., M.M., menyerahkan jabatan Danlanud HAD kepada Letkol Pnb Antonius, M.Han. Bukan sekadar pergantian jabatan—ini adalah simbol kepercayaan, estafet tanggung jawab, dan ikrar pengabdian kepada ibu pertiwi.
Di hadapan para prajurit, keluarga, dan rekan sejawat, Panglima Komando Operasi Udara I, Marsda TNI Muzafar, berdiri memberikan sambutan. Suaranya tenang, tapi penuh makna.
“Pengabdian bukan sekadar jabatan, tapi tentang dedikasi dan keberanian untuk melampaui diri sendiri,” ujarnya, memandang satu per satu wajah-wajah yang hadir. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang dalam kepada Letkol Kadek dan Letkol Dion beserta istri masing-masing, Ny. Karin dan Ny. Ria, yang telah mendampingi suami mereka dalam menjalankan tugas sebagai komandan dan pembina organisasi istri prajurit.
Suasana menjadi semakin menyentuh ketika Marsda Muzafar berpesan kepada para komandan baru: Letkol Oktavianus dan Letkol Antonius, beserta Ny. Risa dan Ny. Rima. “Jabatan ini bukan sekadar amanah, tapi medan perjuangan baru. Di balik pangkat dan seragam, ada integritas yang harus dijaga, ada keluarga yang harus dilindungi, dan ada rakyat yang menaruh harapan.”
Ia pun mengingatkan tentang pentingnya membangun keluarga yang harmonis sebagai benteng pertama ketahanan mental prajurit. “Keluarga adalah landasan, kekuatan pertama sebelum pesawat lepas landas dan kembali dalam misi,” ucapnya.
Tak hanya itu, Pangkoopsud I menekankan bahwa kehadiran Lanud bukan semata untuk operasi militer, tapi juga harus menjadi kekuatan sosial yang menyatu dengan masyarakat.
“Jalin kemitraan yang baik dengan pemerintah daerah dan masyarakat. Jadilah cahaya di wilayahmu, bukan hanya penjaga langit, tapi juga pelindung kehidupan,” tambah alumni AAU 1995 ini.
Sertijab ini menjadi penanda bahwa roda organisasi terus berputar, tapi semangat juang harus tetap terjaga. Di antara para tamu undangan yang hadir, tampak perwakilan dari alumni AAU 2003 Astra Jingga, 2004 Wirgadripa, dan 2005 Panglima. Mereka adalah saksi bahwa kebersamaan dan solidaritas di tubuh TNI AU tidak pernah pudar oleh waktu.
Sore itu, setelah prosesi selesai dan barisan dibubarkan, para prajurit kembali ke tugas masing-masing. Namun di hati mereka tertanam satu hal: semangat pengabdian yang diwariskan, untuk menjaga langit, kehormatan, dan harapan bangsa ini.(*)
Editor: Sulaiman













