Surabaya, – Ketertarikan pada isu kesehatan dan keinginan untuk berkontribusi bagi masyarakat mengantarkan Miftakhu Rahma Wardhani, mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2023, meraih Juara 1 Lomba Esai Nasional Collutrium 2025.
Gagasan Rahma menonjol karena memadukan isu diabetes yang merupakan penyakit yang kian meningkat di Indonesia, dengan potensi bahan alam lokal sebagai terapi komplementer. Dalam tulisannya, ia mengusulkan pendekatan inovatif melalui teknologi drug delivery system, yaitu sistem penghantaran obat yang menyalurkan senyawa aktif tepat ke sasaran sesuai keluhan pasien.
“Indonesia punya kekayaan alam luar biasa yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Dalam esai ini saya ingin menunjukkan bagaimana bahan alam dapat diintegrasikan dengan teknologi modern maupun pendekatan etnomedisin,” ujar Rahma.
Rahma menuturkan, motivasinya menulis berangkat dari tanggung jawab moral sebagai calon apoteker. Ia ingin memberi kontribusi nyata bagi kesehatan masyarakat, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) poin 3 yakni Good Health and Well-Being.
“Menulis esai bukan sekadar lomba. Prosesnya melatih berpikir kritis dan analitis, yang juga berguna dalam penelitian farmasi,” tuturnya. Menurutnya, menulis menjadi ruang untuk memperluas wawasan dan menumbuhkan kesadaran sosial di kalangan mahasiswa.
Dalam menyusun esai, Rahma menggunakan pendekatan penulisan segitiga terbalik yakni dari umum ke khusus, dengan menekankan alur logis dan analisis implementatif. Ia banyak melakukan penelitian literatur serta berdiskusi dengan dosen pembimbing agar ide yang ditawarkan relevan dengan perkembangan sains dan kebutuhan masyarakat.
Namun, keberhasilan itu bukan tanpa rintangan. Di tengah kesibukan kuliah, kegiatan kepanitiaan, dan aktivitas keagamaan di masjid, Rahma harus pandai mengatur waktu. “Manajemen waktu dan tekanan emosional menjadi tantangan utama. Tapi dengan disiplin, fokus, dan doa, semua bisa diselesaikan,” ungkapnya.
Setelah menorehkan prestasi di tingkat nasional, Rahma berencana mengembangkan ide esainya menjadi proyek penelitian yang dapat dipublikasikan dan diimplementasikan lebih luas. Ia juga berkomitmen mengikuti kompetisi lain untuk memperkaya pengalaman dan memperkuat kapasitas riset.
“Pengalaman ini memberi semangat untuk terus berinovasi, memanfaatkan sumber daya lokal, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat melalui bidang farmasi,” ujarnya.
Bagi Rahma, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal perjalanan panjang menuju pengabdian ilmiah. Ia berharap gagasannya kelak dapat menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat, sebuah langkah kecil yang berpotensi besar bagi masa depan kesehatan Indonesia.(*)
(pkip/sulaiman)












