Gus Lilur Dorong Kemandirian Nasional, Usulkan Penghentian Ekspor Benih Lobster

Ekonomi232 Views

Surabaya, – Dalam semangat memperkuat kedaulatan ekonomi maritim nasional, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) menyampaikan usulan strategis kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto. Usulan tersebut berisi dorongan agar pemerintah menghentikan ekspor benih bening lobster (BBL) dan menggantinya dengan ekspor lobster berukuran 50 gram.

Founder dan owner BALAD Grup HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy menegaskan bahwa kebijakan baru ini akan membuka jalan bagi tumbuhnya industri budidaya lobster nasional secara masif.

“Apabila Presiden menerbitkan Peraturan Presiden tentang penghentian ekspor benih bening lobster dan menggantinya dengan ekspor lobster berbobot 50 gram, maka industri budidaya akan berkembang pesat. Para eksportir BBL akan terdorong membudidayakan sendiri hingga mencapai standar ekspor,” ujar pria yang akrab disapa Gus Lilur itu dalam keterangannya, hari ini, Senin (13/10/2025) pagi.

Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya akan menjaga keberlanjutan sumber daya laut Indonesia, tetapi juga tetap menjaga hubungan baik dengan negara mitra seperti Vietnam. “Kita tetap dapat menjual lobster 50 gram ke Vietnam sebagai pengganti BBL, sehingga hubungan dagang tetap harmonis,” tambah pria yang juga Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI) itu.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari program besar BALAD GRUP dalam menata kembali sektor perikanan budidaya nasional, terutama di kawasan gugusan Teluk Kangean. Melalui anak perusahaannya, Bandar Rumput Laut Nusantara Grup (BRULANTARA Grup) dan Bandar Kerapu Nusantara Grup (BAKERA Grup), BALAD Grup menargetkan Indonesia menjadi pusat budidaya laut terbesar di dunia.

Adapun lima prioritas utama program budidaya BALAD GRUP meliputi:

  1. Budidaya Rumput Laut, dengan target pengembangan hingga 50.000 hektare;
  2. Budidaya Lobster, sebagai komoditas unggulan ekspor;
  3. Budidaya Teripang, yang akan diadaptasi dari teknologi keramba jaring apung modern hasil studi ke China pada akhir Oktober;
  4. Budidaya Kerapu, yang direncanakan dimulai Desember 2025;
  5. Budidaya Kerang, terdiri dari kerang putih untuk ekspor ke China dan kerang coklat untuk pakan lobster.

Gus Lilur menegaskan, seluruh upaya tersebut merupakan bagian dari visi besar menjadikan Indonesia sebagai Raja Budidaya Laut Dunia, sekaligus memperkuat kedaulatan ekonomi nasional berbasis sumber daya kelautan.

“BALAD Grup berdiri untuk membangun kekuatan ekonomi rakyat dari laut, bukan sekadar bisnis. Ini tentang kemandirian bangsa dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Dengan langkah terukur dan pendekatan industrialisasi maritim, Gus Lilur dan BALAD Grup berharap Indonesia tidak lagi sekadar menjadi pemasok bahan mentah, tetapi mampu berdiri sebagai kekuatan produsen global di bidang budidaya laut. (*)

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *