Di Jalan Sabuk Merah, Prajurit Penjaga Batas Negeri Hadang Ancaman Demi Merah Putih

Perbatasan647 Views

TTU, – Matahari baru saja naik di ufuk Timur ketika langkah-langkah tegas para prajurit Satgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY menggema di Jalan Sabuk Merah, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Dengan penuh kewaspadaan dan tanggung jawab, mereka melaksanakan sweeping rutin di salah satu jalur paling vital di perbatasan.

Dipimpin langsung oleh Wadanpos Napan, Sertu Guntur, bersama lima prajurit lainnya, operasi ini bukan sekadar rutinitas militer. Ini adalah garis depan perjuangan tanpa suara -menjaga tanah air dari masuknya barang-barang terlarang seperti narkoba, minuman keras, senjata api, dan berbagai bentuk penyelundupan yang diam-diam menggerogoti sendi-sendi bangsa.

“Kami bukan hanya berdiri untuk berjaga, tapi juga untuk memastikan bahwa masa depan anak-anak negeri ini tidak dikaburkan oleh ancaman yang masuk lewat celah perbatasan,” tegas Sertu Guntur, matanya menatap lurus jalan yang membelah semak dan bukit.

Jalan Sabuk Merah bukan sekadar jalur tanah dan kerikil. Ia adalah simbol: batas antara dua negara, tapi juga ruang di mana harga diri bangsa dipertaruhkan setiap hari. Di sinilah para prajurit menahan dingin malam dan panas siang, menjadikan dedikasi sebagai tameng, dan cinta tanah air sebagai senjata.

Tak hanya memeriksa kendaraan dan barang bawaan, para prajurit juga menyapa warga dengan ramah, memberikan imbauan agar selalu mematuhi aturan lalu lintas, menggunakan helm, serta membawa kelengkapan surat kendaraan.

“Kami ingin masyarakat merasa aman, bukan terintimidasi. Karena kami ada di sini bukan untuk menakuti, tapi untuk melindungi,” ujar salah satu anggota Satgas sambil tersenyum pada seorang bapak pengendara motor yang lewat membawa hasil kebun.

Kegiatan ini bukan hanya tentang menegakkan hukum. Ini tentang menghadirkan wajah negara yang hadir, peduli, dan berjaga di ujung batas. Tentang keberanian yang diam, dan pengorbanan yang kadang tak terlihat kamera.

Masyarakat pun perlahan mulai terbiasa dan merasa nyaman. Tidak lagi canggung saat diminta berhenti, karena mereka tahu, di balik rompi dan senapan para prajurit itu, tersimpan niat tulus menjaga kampung halaman mereka tetap aman dari ancaman luar.

“Kami berterima kasih, karena kehadiran TNI di sini bukan cuma menjaga batas, tapi juga menjaga hati kami agar tetap tenang,” ujar seorang warga desa Napan dengan suara lirih, matanya menatap bendera Merah Putih yang berkibar di pos penjagaan.

Dari Jalan Sabuk Merah yang sepi, hingga setiap sudut perbatasan yang sunyi, para prajurit Yonarhanud 15/DBY terus berjaga. Mereka adalah garda diam bangsa, yang rela jauh dari keluarga, hanya demi satu hal: agar Indonesia tetap utuh, tetap damai, dan tetap berdaulat.(*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *