Dari Teluk Kangean hingga Hanoi: Gus Lilur Cerita Dukungan KKP dan Dubes RI untuk Usaha Lobster

Ekonomi551 Views

Surabaya, Pengusaha rakyat dan nelayan nusantara HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau yang akrab disapa Gus Lilur membagikan pengalaman inspiratifnya dalam merintis usaha budidaya lobster, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia menepis anggapan miring soal “mafia lobster” dalam birokrasi perizinan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), justru karena ia merasakan langsung bagaimana pemerintah hadir dan membantu rakyat secara konkret.

“Tidak benar kalau dikatakan rakyat dipersulit. Saya dibimbing, dipandu, bahkan tim dari Ditjen Perikanan Budidaya KKP RI turun langsung meninjau lokasi kami di Teluk Kangean. Ini bukan wajah mafia, ini wajah negara yang berpihak,” ujar Gus Lilur, Selasa (3/6/2025).

Gus Lilur adalah pendiri dan pemilik Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup, perusahaan yang kini tengah menjalin kerja sama dengan pembudidaya lobster asal Vietnam. Ia menyebut arahan KKP terhadap perusahaannya sangat jelas dan solutif, mengacu pada Kepmen KKP Nomor 7 Tahun 2024 yang mendorong kolaborasi internasional melalui kemitraan dan pembentukan joint venture dengan pelaku usaha luar negeri.

“KKP tidak hanya memberi izin, tapi juga memberi jalan. Kami difasilitasi untuk bekerja sama dengan perusahaan Vietnam dan mendapat kuota resmi dari Ministry of Agriculture and Environment (MAE) Vietnam,” terangnya.

Tak hanya di tanah air, Gus Lilur juga mengisahkan bagaimana dukungan penuh dari pejabat Indonesia di luar negeri ikut memuluskan langkah usahanya. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada Duta Besar RI untuk Vietnam, Denny Abdi, yang ia sebut bersikap sangat terbuka, membimbingnya dengan hangat, dan menjelaskan seluk-beluk hubungan perikanan antara Indonesia dan Vietnam.

“Pak Dubes membimbing saya layaknya seorang ayah kepada anaknya. Beliau membantu saya memahami medan diplomatik dan peluang kerja sama antarnegara. Saya merasa benar-benar didampingi,” ungkapnya.

Selama lebih dari setahun menjalani proses perizinan dan kemitraan, Gus Lilur mengaku pengalamannya di Vietnam memperkuat keyakinannya bahwa birokrasi yang profesional dan bersahabat bukanlah hal mustahil, dan itu justru ia rasakan juga di Indonesia, saat kembali berinteraksi langsung dengan pejabat KKP RI.

“Dari Hanoi sampai Teluk Kangean, saya tidak sendiri. Negara hadir. Negara membantu. Ini pengalaman luar biasa sebagai rakyat biasa yang ingin membangun usaha,” ujar pengusaha asal Situbondo, Jawa Timur itu.

Gus Lilur berharap pengalaman ini bisa menginspirasi lebih banyak pelaku usaha rakyat untuk tidak takut bermimpi besar dan membangun kolaborasi lintas negara. Ia juga mendorong publik untuk melihat secara jernih kerja-kerja birokrasi yang selama ini dinilai negatif.

“Saya ini rakyat kecil, nelayan. Tapi saya tidak dipersulit. Justru dibantu. Saya percaya, dengan dukungan seperti ini, Indonesia bisa menjadi kiblat baru dunia dalam industri perikanan budidaya,” tutup Gus Lilur.(*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *