
Tulungagung, – Hari ini, Selasa (6/5/2025), di tengah hamparan sawah yang basah dan lumpur yang melekat hingga lutut, tampak sosok berseragam loreng tak gentar menapaki petak demi petak lahan. Ia adalah Serda Agung Triyo S, Babinsa Kromasan dari Koramil Tipe B 0807/05 Ngunut. Hari itu, seperti hari-hari lainnya, ia turun langsung ke lahan sawah milik warga binaannya di Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung—mendampingi para petani dari Kelompok Tani Kromas Mandiri menanam padi dengan penuh semangat dan pengabdian.
Meski harus berkubang lumpur, semangat Agung tak pernah surut. Baginya, lumpur bukan halangan, melainkan ladang kehormatan tempat pengabdian seorang prajurit kepada tanah airnya.
“Apa yang kami lakukan bukan sekadar menanam padi, tapi menanam harapan dan ketahanan bangsa,” ujarnya dengan mata yang menatap hamparan sawah luas yang menghijau.
Kehadirannya tak hanya memberi tenaga, tapi juga harapan. Di antara peluh dan tanah basah, Agung terus menyemangati para petani, memastikan setiap benih yang ditanam kelak tumbuh menjadi sumber kehidupan bagi bangsa.
Ia menegaskan bahwa peran TNI AD dalam mendukung program ketahanan pangan bukan hanya simbolis, tapi nyata dan menyentuh langsung kehidupan rakyat.
“Kami hadir bukan hanya untuk membantu fisik, tapi juga menjadi bagian dari perjuangan petani. Karena ketika petani kuat, bangsa ini pun berdiri tegak,” tegasnya.
Di bawah sinar matahari dan suara gemericik air irigasi, Agung menyampaikan harapannya: panen yang melimpah, petani yang sejahtera, dan generasi muda desa yang bangga menjadi bagian dari perjuangan pangan negeri.
“Saya ingin anak-anak muda di desa ini melihat bahwa bertani bukan pekerjaan rendahan. Ini adalah pekerjaan suci, karena dari sinilah hidup bangsa ini digerakkan. Semoga semakin banyak pemuda yang bangga menjadi petani milenial,” ucapnya.
Dalam diam sawah yang damai, langkah kaki Babinsa dan para petani menyatu dalam irama kerja dan cinta tanah air. Sebuah potret kecil yang menggambarkan makna besar bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat dan tentaranya bahu membahu membangun negeri, dari ladang-ladang penuh lumpur, hingga jadi negeri yang makmur. (*)
Editor: Sulaiman













