PMKNU V-VI Resmi Dibuka, Gus Kikin: Era Digital Butuh Solusi Berbasis Hikmah, Bukan Sekadar Logika

POLITIKANA730 Views

Sidoarjo, – Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, menekankan pentingnya Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) angkatan V dan VI sebagai jawaban atas kompleksitas problem era digital yang semakin pelik meski ahli teknologi kian banyak bermunculan.

“Perkembangan digital justru tambah banyak perbedaan dan tambah banyak masalah. Padahal kita punya banyak ahli IT, banyak ahli digital,” tegas Gus Kikin saat membuka PMKNU V-VI di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, era digital hari ini menghadirkan paradoks: pengetahuan melimpah, namun solusi makin kabur. Karena itu, ia berharap NU melalui PMKNU tidak hanya menjadi wadah pelatihan teknis, melainkan juga mampu memetakan masalah dan menyentuh esensi penyelesaian dengan pendekatan nilai dan kearifan.

“Solusi yang kita harapkan bukan sekadar logika. Tapi hikmah, kebijaksanaan dalam melangkah. Kita tidak boleh berbeda arah. Kita harus solid dan seiring dalam gerak,” ujarnya di hadapan 134 peserta dari seluruh PWNU dan 23 PCNU se-Jawa Timur, serta utusan dari PP GP Ansor dan PCNU Bogor.

PMKNU kali ini juga mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak yang turut hadir menegaskan pentingnya NU sebagai penuntun masyarakat, bukan hanya dalam urusan agama, tetapi juga dalam membangun kebijakan publik yang berkeadilan.

“Kami butuh NU, bukan hanya sebagai lembaga agama. Tapi sebagai panutan sosial yang bisa menyelesaikan masalah lewat musyawarah dan kebersamaan,” kata Emil.

Senada, Ketua PBNU Bidang Kaderisasi, Dr KH Miftah Faqih, menegaskan bahwa PMKNU bukanlah agenda seremonial, melainkan amanat konstitusi organisasi dalam Perkum yang mengatur sistem kaderisasi berjenjang di tubuh NU.

“PMKNU ini bukan tren. Ini suluk jam’iyah. Seperti maqom dalam tarekat. Harus ada mursyid, ada murid, dan ada wirid. Artinya kaderisasi NU adalah jalan spiritual sekaligus sosial,” jelasnya.

Dengan pendekatan kaderisasi yang holistik ini, kata Miftah, NU membuktikan dirinya bukan hanya paham fikih agama, tetapi juga piawai menyelesaikan problem sosial masyarakat.

“NU hadir bukan hanya untuk menjawab tantangan zaman, tapi juga menyatukan umat dalam kekuatan kolaborasi. Di situlah letak kekuatan jam’iyah kita,” tandasnya.(*)

(Rils/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *