Peluk Harapan di Posyandu Melati: Babinsa dan Warga Pohgajih Bergandeng Tangan untuk Balita Sehat

Kesehatan375 Views

Blitar, – Di sebuah sudut desa yang sejuk di lereng Selorejo, harapan-harapan kecil berjejak di lantai sederhana Posyandu Melati. Tangisan bayi, senyum malu-malu ibu muda, dan kehangatan para kader kesehatan menyatu dalam satu tekad: menjaga tumbuh kembang anak agar terbebas dari bayang-bayang stunting.

Kamis (22/5/2025) pagi, suasana Posyandu di RT 02 RW 01, Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, terasa istimewa. Di antara deretan meja penimbangan dan kartu menuju sehat, hadir sosok berseragam loreng yang dengan sabar membantu menenangkan balita yang menangis. Ia adalah Serda Dharlis, Babinsa dari Koramil 0808/21 Selorejo, yang datang bukan dengan senjata, tapi dengan hati.

Bersama bidan desa dan kader Posyandu Melati, Serda Dharlis membantu proses penimbangan, pembagian vitamin, hingga imunisasi. Setiap tetes imunisasi adalah benteng perlindungan, dan setiap sentuhan kasih adalah bagian dari perjuangan membentuk generasi kuat masa depan.

“Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga wilayah, tapi juga penjaga harapan,” ucap Serda Dharlis dengan suara tulus. “Kesehatan anak-anak ini adalah fondasi masa depan bangsa. Kami ingin menjadi bagian dari pertumbuhan mereka, memastikan mereka tidak tumbuh dengan kekurangan yang bisa dicegah hari ini.”

Bagi para ibu seperti Bu Haryati, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas bulanan. Ia datang dengan harapan, membawa anaknya yang masih berusia dua tahun. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan betapa pentingnya Posyandu bagi keluarganya.

“Kami mungkin tidak tahu banyak soal gizi atau stunting. Tapi lewat Posyandu, kami belajar dan dibimbing. Apalagi sekarang ada Babinsa yang mendampingi, rasanya makin kuat dan tidak sendiri,” katanya sambil menggenggam tangan anaknya.

Di tempat terpisah, Danramil 0808/21 Selorejo Kapten Inf Rudianto Agus Saputra mengungkapkan apresiasinya.

“Kami tekankan kepada seluruh Babinsa untuk turun langsung, menyentuh kehidupan masyarakat. Menangani stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi panggilan nurani semua pihak,” ujarnya.

Kegiatan Posyandu hari itu adalah bukti bahwa cinta tanah air bisa diwujudkan dalam bentuk paling sederhana: hadir, membantu, dan peduli. Di sinilah negara benar-benar hidup -di tengah ibu-ibu desa yang mencintai anak-anaknya, kader kesehatan yang sabar mendampingi, dan prajurit TNI yang memilih berjalan bersama rakyat.

Di Desa Pohgajih, harapan tumbuh dari pelukan ibu, kerja sama lintas profesi, dan keyakinan bahwa setiap anak berhak sehat dan kuat. Stunting mungkin musuh sunyi, tapi dengan tangan-tangan yang bersatu, ia bisa dikalahkan -balita demi balita, senyuman demi senyuman. (*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *