Peluh Prajurit, Senyum Warga: Gotong Royong TNI dan Masyarakat Bersihkan Puskesmas di Pegunungan Papua

Puncak, Papua – Kamis (5/6/2025) pagi, kabut masih menggantung di sela-sela pegunungan Papua. Udara dingin menyapa sunyi Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak. Namun keheningan itu pecah oleh derap langkah dan suara cangkul: prajurit TNI dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti bergandengan tangan bersama warga, membersihkan lingkungan Puskesmas Mayuberi.

Tak ada panggung, tak ada sorotan. Hanya tangan-tangan yang bekerja dan hati yang tulus tergerak. Dipimpin langsung oleh Danpos Mayuberi Letda Inf Arif Natsir, kegiatan karya bhakti ini menjadi lebih dari sekadar rutinitas militer—ia menjelma menjadi pelukan hangat negara bagi rakyatnya di pelosok bumi Cenderawasih.

“Kami ingin Puskesmas ini bukan hanya berdiri, tapi juga hidup. Bersih, nyaman, dan menjadi harapan bagi masyarakat,” ujar Letda Arif, matanya menatap halaman yang mulai tertata.

Dengan alat seadanya, para prajurit mencabut rumput liar, menyapu dedaunan, membersihkan saluran air. Tak sedikit dari mereka yang bersimpuh di tanah, memunguti sampah satu per satu. Di sisi lain, anak-anak kecil berdiri mematung, menyaksikan sosok berseragam loreng yang bukan datang dengan senjata, tapi membawa sapu dan senyum.

Warga pun turut turun tangan. Tak ada perintah. Hanya ada kesadaran: bahwa gotong royong adalah bahasa kemanusiaan yang paling universal.

Kepala Puskesmas Mayuberi, Enus Tabuni, tak kuasa menyembunyikan rasa harunya.

“Bersama Satgas, kami merasa tidak sendiri. Puskesmas ini sekarang bukan hanya tempat berobat, tapi juga tempat harapan,” ucapnya lirih, menatap bangunan sederhana yang kini tampak lebih bersih dan layak.

Kebersihan, kata Enus, tak hanya soal estetika. Ia memengaruhi semangat kerja para nakes dan kenyamanan pasien yang datang dari kampung-kampung jauh, menempuh jalan setapak yang curam dan berbatu.

Cornelius Allabene, Kepala Kampung Mayuberi, berdiri di tengah halaman dengan tangan menepuk dada. Suaranya berat saat bicara.

“Anak-anak kami punya masa depan kalau mereka sehat. Dan hari ini, kami tahu: negara masih peduli pada kami,” ucapnya, disambut anggukan para ibu yang menggendong bayi mereka.

Di sela peluh yang menetes dan pakaian yang belepotan tanah, para prajurit tersenyum. Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi mereka selain melihat warga tersenyum kembali. Karena bagi Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti, tugas menjaga negeri bukan semata soal keamanan, tetapi juga soal menyentuh hati, memulihkan harapan, dan menjadi bagian dari kehidupan rakyat.

Langit Papua perlahan cerah. Di halaman Puskesmas Mayuberi, jejak kaki dan semangat gotong royong akan tetap tinggal—sebagai bukti bahwa kasih sayang bisa hadir lewat tangan yang membersihkan, bukan hanya yang mengangkat senjata.(*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *