Menghapus Lapar, Merajut Harapan: Satgas Yonif 641/Bru Hadirkan Senyum di Polimo

Filantropi576 Views

Yahukimo, – Di tengah sunyi pegunungan dan terpencilnya Kampung Polimo, seberkas harapan datang tak terduga. Satgas Yonif 641/Bru mendatangi warga Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, bukan dengan senjata, melainkan dengan hati dan kepedulian.

Hari ini, Jumat (30/5/2025), bukan hari biasa bagi warga Polimo. Di bawah langit kelabu yang menyelimuti pegunungan Papua, para prajurit TNI membagikan sembako kepada warga yang selama ini bergulat dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Beras, minyak goreng, mie instan, gula, dan kebutuhan pokok lainnya diserahkan langsung dari tangan para prajurit ke tangan rakyat.

Dipimpin oleh Danpos Kurima, Lettu Inf Arsini, kegiatan bakti sosial ini bukan sekadar agenda rutin. Bagi mereka, ini adalah bentuk kasih yang sederhana namun tulus -kepedulian kepada sesama anak bangsa yang hidup dalam keterbatasan.

“Kami tahu betapa beratnya beban hidup yang dipikul kepala-kepala keluarga di sini. Untuk makan sehari-hari saja mereka harus berjuang keras. Maka, sebagai sesama anak negeri, kami merasa bertanggung jawab untuk hadir dan meringankan beban itu, walau hanya sedikit,” tutur Lettu Arsini lirih, matanya menerawang ke barisan warga yang tersenyum penuh syukur.

Salah satu warga yang hadir, Bapak Manu Haselo (54), tak kuasa menyembunyikan haru. Tangannya menggenggam plastik berisi sembako, tapi hatinya menggenggam lebih dari itu-pengakuan bahwa mereka tidak sendiri, bahwa ada yang peduli.

“Terima kasih, Bapak Danpos dan semua bapak TNI. Kami ini orang kecil, tidak punya apa-apa. Tapi hari ini, kalian datang membawa terang. Sembako ini akan kami jaga, akan kami gunakan sebaik-baiknya untuk keluarga. Semoga Tuhan memberkati setiap langkah kalian,” ucap Manu dengan suara yang bergetar.

Anak-anak kecil di kampung itu pun berlarian, tertawa lepas. Mereka belum benar-benar mengerti arti bantuan, tapi mereka tahu satu hal: hari itu, kampung mereka kedatangan tamu baik hati. Tamu yang datang bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menyapa, mendengar, dan memeluk dalam kehangatan kemanusiaan.

Bakti sosial di Kampung Polimo bukan hanya tentang sembako. Ini tentang rasa: rasa saling memiliki, saling menjaga, dan saling menguatkan. Dalam sunyi dan dingin Yahukimo, TNI menyalakan api harapan.

Di tempat yang jauh dari gemerlap kota, prajurit-prajurit itu membuktikan bahwa tugas mereka bukan hanya menjaga batas negeri, tapi juga menjaga hati rakyat. Di tanah yang keras, mereka menanam kasih. Di tengah kekurangan, mereka membawa kelegaan.

TNI selalu ada untuk rakyat. Bukan slogan semata, tapi napas yang terus dihidupkan. Karena di balik seragam loreng itu, ada jiwa-jiwa yang bertekad menjaga Indonesia dengan cinta yang nyata.

(Barat/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *