Tulungagung, – Di pagi yang basah oleh embun dan lumpur sawah yang belum mengering, Serda Relli melangkah pasti. Berseragam loreng dan sepatu bot penuh lumpur, ia bukan sedang berpatroli, melainkan mendampingi para petani menanam harapan: bibit-bibit padi yang kelak tumbuh menjadi kekuatan pangan negeri.
Serda Relli adalah Babinsa Desa Gempolan, anggota Koramil Tipe B 0807/10 Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Selasa (10/6/2025), ia kembali turun ke sawah bersama para petani anggota Kelompok Tani “Tani Maju”. Mereka bahu membahu menanam padi di tengah hamparan sawah Kecamatan Pakel, dalam semangat gotong royong yang akrab dan menyentuh.
Bagi Serda Relli, pekerjaan ini bukan sekadar tugas kedinasan. Ia menganggap keberadaannya di tengah petani sebagai panggilan hati, untuk hadir, membantu, dan mendengar.
“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga ikut menanam kesejahteraan. Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan bangsa,” ujarnya sambil menata bibit padi dengan telaten.
Pendampingan kepada petani menjadi bagian dari program pembinaan teritorial TNI AD. Melalui tangan para Babinsa, TNI hadir langsung mendukung sektor pertanian sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Tak sekadar ikut menanam, Serda Relli juga membantu mengoordinasikan kebutuhan kelompok tani, mulai dari akses pupuk, alat pertanian, hingga penyuluhan teknis. Ia rutin berkoordinasi dengan penyuluh pertanian dan pemerintah desa agar proses tanam berjalan tepat waktu dan efisien.
Warga Desa Gempolan menyambut kehadiran Babinsa ini dengan hangat. Mbah Sarwo, petani berusia 67 tahun yang masih setia mencangkul sawah setiap musim tanam, mengaku merasa lebih bersemangat.
“Kami senang sekali. Ada Pak Tentara yang mau turun ke lumpur bareng kami. Ini membuat kami merasa dihargai,” ucapnya dengan mata berbinar.
Kehadiran Serda Relli menjadi peneguh bahwa menjaga bangsa tak selalu soal senjata atau barikade, tetapi juga tentang memastikan petani bisa menanam dengan tenang, dan anak-anak mereka bisa makan dari hasil bumi sendiri.
Langkah kecil seorang Babinsa di tengah sawah mungkin tampak sederhana. Namun, di balik lumpur yang mengering di sepatunya, tersimpan harapan besar akan kedaulatan pangan, yang berakar dari desa-desa seperti Gempolan.(*)
(Arwang/Sulaiman)