Hadapi Musim Tanam Gadu, Babinsa Desa Maron Dampingi Petani Optimalkan Irigasi

Ekonomi441 Views

Blitar, – Ketersediaan air irigasi menjadi faktor kunci dalam mendukung pelaksanaan musim tanam gadu (musim kemarau) di wilayah Desa Maron, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Melihat kondisi air yang masih mencukupi, para petani mulai menggarap lahan untuk percepatan tanam padi.

Dalam rangka mendukung percepatan ini, Babinsa Desa Maron dari Koramil 0808/10 Kademangan, Kodim 0808/Blitar, Sertu Misgianto, turut melaksanakan pendampingan langsung kepada petani, Senin (28/7/2025). Pendampingan dilakukan di lahan milik Bapak Sutijan, anggota Kelompok Tani Maju Makmur RT 02 RW 02, sebagai bagian dari upaya sinkronisasi program ketahanan pangan TNI AD dengan agenda pertanian lokal.

“Dengan tersedianya air irigasi yang masih stabil, kami mendorong petani agar tidak menunda masa tanam. Semakin cepat ditanam, semakin baik peluang pengendalian hama dan efisiensi penggunaan air di tengah potensi kekeringan,” ujar Sertu Misgianto saat membantu proses tanam bibit varietas lokal unggul di lahan sawah.

Babinsa juga memberi imbauan kepada petani untuk memperhatikan rotasi tanam, pemupukan berimbang, serta penggunaan varietas padi yang adaptif terhadap musim kemarau. Pendekatan ini penting guna menjaga produktivitas lahan sekaligus mengurangi risiko serangan hama dan penyakit tanaman.

Sementara itu, Sutijan selaku petani yang mendapat pendampingan mengapresiasi kehadiran Babinsa di lapangan. “Babinsa ikut mendampingi sejak awal pengolahan lahan, memberi semangat dan ikut membantu saat tanam. Ini membantu kami mengatur waktu tanam secara tepat agar tidak terlambat di musim gadu,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Danramil 0808/10 Kademangan Kapten Inf Ismail menyatakan bahwa peran Babinsa di sektor pertanian kini semakin strategis. “Babinsa kami instruksikan untuk bersinergi dengan kelompok tani dan penyuluh lapangan, membantu percepatan tanam serta distribusi informasi terkait teknologi budidaya, termasuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT),” ujarnya.

Selain pemilihan varietas yang tahan cekaman air, Kapten Ismail juga menekankan pentingnya efisiensi irigasi, pengaturan jadwal tanam kelompok, dan penggunaan pupuk berimbang berbasis kebutuhan spesifik lahan.

Dengan dukungan lintas sektor antara petani, aparat kewilayahan, dan penyuluh pertanian, musim tanam gadu tahun ini diharapkan mampu mencapai hasil panen optimal, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah Blitar bagian selatan. (*)

(Rils/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *