
Surakarta, – Senin pagi mentari belum terlalu terik ketika langkah Serda Tito menyusuri trotoar di sepanjang Jalan Veteran No. 119, Danukusuman, Serengan, Kota Surakarta. Bukan patroli biasa yang ia lakukan, melainkan silaturahmi penuh kehangatan — sebuah cara sederhana tapi penuh makna untuk menjaga kedekatan dengan warga yang menjadi bagian dari hidupnya sebagai Babinsa.
Hari itu, Senin (12/05/2025) pukul 10.00 WIB, Serda Tito bertandang ke Toko Batik Benang Ratu. Di sana, ia berbincang hangat dengan Prilly Astuti, seorang karyawan yang sudah lama menggantungkan harapan hidupnya di dunia kerajinan batik.
Bagi Serda Tito, tugas sebagai Babinsa bukan sekadar menjaga keamanan. Ia percaya bahwa kedekatan emosional dan hubungan yang baik dengan warga adalah kunci menciptakan lingkungan yang damai dan saling peduli. “Saya datang bukan untuk mengawasi, tapi untuk mendengarkan, merasakan, dan jika bisa—ikut meringankan,” ucapnya dengan suara tulus.
Kegiatan komunikasi sosial (komsos) seperti ini sudah menjadi bagian dari rutinitasnya. Namun bagi warga, setiap kunjungan Babinsa seperti Serda Tito selalu membawa semangat dan rasa aman. Ada telinga yang siap mendengar keluh kesah, ada bahu yang siap menopang beban persoalan sehari-hari.
“Dengan pendekatan ini, kita bisa tahu apa yang sedang dirasakan warga. Apakah mereka sedang punya masalah? Apakah ada yang bisa kita bantu? Kalau kita tidak turun langsung, bagaimana bisa tahu?” ujar Serda Tito.
Ia menyadari, Babinsa adalah ujung tombak TNI yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Maka setiap langkah, setiap sapaan, dan setiap senyuman adalah bagian dari pengabdian. “Bersama rakyat, kita kuat. Bersama mereka, kita belajar tentang ketulusan dan harapan,” pungkasnya.
Di tengah arus kehidupan kota yang makin hiruk-pikuk, kehadiran sosok seperti Serda Tito adalah oase. Ia tidak hanya hadir dengan seragam dan tugas, tapi juga dengan hati yang tulus dan niat untuk menyayangi. (*)
Kontributor: Agus Kemplu
Editor: Sulaiman
Foto: Agus Kemplu













