Dari Dunia Swasta ke Pengawasan Obat Nasional

Kesehatan16 Views

Surabaya, – Perjalanan karier Mimin Jiwo Winanti menunjukkan bagaimana pengalaman lintas sektor dapat berujung pada pengabdian panjang bagi negara. Alumnus Fakultas Farmasi Universitas Airlangga ini kini mengemban amanah sebagai Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN).

Mimin mengawali karier profesionalnya di sektor swasta. Ia sempat bergabung dengan PT Hero Supermarket dan menempati posisi AssistantStore Manager. Namun, pilihan kariernya kemudian berbelok ke jalur pengabdian publik ketika ia memutuskan bergabung dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai pegawai negeri sipil.

Selama lebih dari dua dekade berkarier di BPOM, Mimin menempati sejumlah posisi strategis. Ia pernah menjabat Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor pada periode 2021-2025. Sebelumnya, ia bertugas sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya serta Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Distribusi dan Bahan Obat Regional I.

“Saya di BPOM kurang lebih sudah 22 tahun. Per 29 September 2025, saya dipercaya menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional,” ujar Mimin, Selasa (30/12/2025).

Dalam perjalanan tugasnya, Mimin juga terlibat aktif di tingkat internasional melalui kerja sama dengan World Health Organization (WHO). Ia beberapa kali mendapat penugasan sebagai Temporary Advisor WHO, baik atas nama BPOM maupun WHO.

Penugasan tersebut mencakup kegiatan pra-kualifikasi WHO, fasilitasi peningkatan kapasitas otoritas pengawas obat di berbagai negara, hingga peran sebagai asesor dalam proses global benchmarking WHO.

Pengalaman itu menjadi semakin bermakna ketika, pada 21 Desember 2025, BPOM Republik Indonesia resmi memperoleh status sebagai WHO Listed Authority. Status ini merupakan pengakuan internasional bahwa sistem pengawasan obat di Indonesia telah memenuhi standar dan kinerja global yang ditetapkan WHO.

“Indonesia mencatat sejarah sebagai negara berpendapatan menengah pertama yang meraih status ini. Artinya, sistem pengawasan kita telah sejajar dengan negara-negara maju,” kata Mimin.

Menurut Mimin, perjalanan karier di sektor publik menuntut kesiapan untuk menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Ia juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan diri, berwawasan global, melek teknologi, serta menguasai bahasa asing.

“Ketika bekerja untuk negara, orientasi utamanya adalah kontribusi. Penguasaan teknologi dan bahasa asing membuka peluang lebih luas untuk berperan di tingkat internasional,” ujarnya.

Kiprah Mimin Jiwo Winanti turut mencerminkan kontribusi alumni Universitas Airlangga dalam penguatan sistem kesehatan nasional dan internasional. Melalui peran di BPOM dan jejaring global, ia mengambil bagian dalam upaya memastikan mutu dan keamanan obat bagi masyarakat luas.(*)

(Khefti/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *