Atlet Merah Putih dari Rinjani: Tembak Reaksi, Jiwa Prajurit, dan Semangat Tak Pernah Padam

Olahraga432 Views

Surabaya, – Di balik dentuman peluru dan debu lapangan tembak, nama-nama dari Pulau Seribu Masjid perlahan menanjak. Tanpa gegap gempita, tanpa dukungan fasilitas mewah, para atlet Perbakin Rinjani NTB membuktikan bahwa semangat juang tak mengenal batas.

Mereka bukan sekadar penembak. Mereka adalah petarung.

Kilau Prestasi dari Kaki Rinjani

Kejuaraan bergengsi IPSC Level III Kapolri Cup Shooting Championship 2025 yang digelar di Lapangan Tembak Hoegeng Iman Santoso, Korps Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, menjadi panggung pembuktian.

Dari sekitar 300 atlet dari berbagai provinsi dan divisi, ada dua nama dari Perbakin Rinjani NTB yang bersinar yaitu:

  1. I Gede Sentana mempersembahkan medali perak di Divisi Production.
  2. A. Rachman Virga M.Y., S.Tr.K., S.I.K. mengantongi perunggu di Divisi PCC Optic.

Di tengah keterbatasan, mereka merangsek maju, melampaui batasan fisik, finansial, bahkan mental. Dan yang tersisa hanyalah keyakinan dan semangat pantang menyerah.

Spirit Prajurit di Lapangan Tembak

Bagi Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A, mantan Danrem NTB dan kini Pembina Perbakin Rinjani, prestasi ini bukan semata soal medali. Ada sesuatu yang lebih dalam.

“Waktu saya jadi Danrem di NTB, saya melihat mereka ini selalu berjuang militan meskipun fasilitas mereka terbatas. Mereka rajin berlatih, semangat, dan punya daya tahan luar biasa. Maka saya sebut mereka Atlet Merah Putih. Karena jiwa mereka sungguh mencerminkan spirit prajurit yang berjuang demi negaranya,” kata Farid, Kamis (24/7/2025).

Bagi Mayjen Farid, melihat semangat para atlet muda dari NTB mengingatkannya pada nilai-nilai militer yaitu disiplin, loyalitas, dan keberanian. Meski bukan berseragam loreng, api nasionalisme dalam dada mereka menyala sama terangnya.

Bertarung Tanpa Kemewahan, Berprestasi dengan Kebersamaan

Menurut salah satu pengurus Perbakin Rinjani, I Made Wisuda Sari, para atlet membawa semangat yang khas yakni mandiri, sederhana, dan selalu mengutamakan kekompakan. Mereka hadir dalam kejuaraan nasional bukan dengan deretan sponsor, tapi dengan semangat untuk belajar, bertanding, dan mengangkat nama daerahnya.

“Kita lihat mereka, para petarung muda, tetap menunjukkan mental juara meski dengan segala keterbatasan. Mereka tetap percaya diri dan fokus. Itu jadi catatan penting bagi kami semua,” ujar Made.

IPSC, atau International Practical Shooting Confederation, bukan olahraga biasa. Butuh stamina tinggi, teknik presisi, refleks cepat, dan tentu saja mental baja. Itulah medan yang kini dikuasai oleh anak-anak Rinjani.

Pembinaan Tak Pernah Mati

Di bawah naungan Pengprov Perbakin NTB, Klub Perbakin Rinjani konsisten mengirimkan atletnya ke setiap agenda nasional. Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang untuk membina, mendidik, dan menempa generasi petembak reaksi yang tangguh.

“Pembinaan ini tidak berhenti pada satu dua kejuaraan. Kita tanamkan visi jangka panjang. Bukan hanya untuk prestasi, tapi juga untuk karakter,” ungkap Made.

Langkah mereka bukan hanya untuk podium. Tapi untuk negeri.

Dari Rinjani untuk Merah Putih

Sebagai media yang mewartakan semangat kebangsaan dan ketangguhan ala militer, kami di BrawijayaInsider.com menyaksikan kisah ini sebagai kisah juang.

Dari NTB, mereka datang. Dengan tangan kosong, tapi dada penuh semangat. Dengan alat seadanya, tapi sikap layaknya prajurit. Mereka tidak hanya menembak sasaran di lapangan, tapi juga menembus batas-batas ekspektasi.

Mereka -sebagaimana penegasan Mayjen TNI Farid Makruf- adalah Atlet Merah Putih. Warisan semangat juang dari generasi yang tak mau menyerah. Dan selamanya akan dikenang, bukan hanya karena prestasi, tapi karena jiwa pertempurannya.

Ketika semangat berjuang lebih besar dari keterbatasan, maka kemenangan bukan lagi soal kemungkinan, tapi soal waktu.

(Made/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *