Wamen Transmigrasi Dorong Barelang Jadi Sentra Nelayan Modern, Usul Bangun Pasar Ikan Kelas Asia Timur

POLITIKANA77 Views

Batam, –  Kementerian Transmigrasi mendorong lahirnya pusat ekonomi maritim baru di Kawasan Transmigrasi Barelang. Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyatakan optimisme setelah melihat potensi 5.000 lebih nelayan yang bermukim di kawasan tersebut.

Untuk memperkuat usaha tangkap masyarakat, Kementerian Transmigrasi menyerahkan 16 kapal berukuran 5 GT kepada 16 kelompok usaha bersama (KUB). Penyerahan dilakukan bersamaan dengan pembukaan “Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Pengoperasian Kapal dan Pengolahan Sumber Daya Perikanan Tangkap yang digelar di Pangkalan PSDKP Batam, Senin (1/12/2025).

Sebanyak 50 nelayan transmigran mengikuti pelatihan intensif selama empat hari, mencakup pengetahuan mesin kapal, navigasi, teknik penangkapan, pengolahan, hingga pemasaran hasil laut.

“Setiap bantuan kapal harus dibarengi peningkatan kompetensi. Setelah pelatihan ini, kami berharap produktivitas tangkapan meningkat,” ujarnya.

Viva Yoga menegaskan bahwa Kementerian Transmigrasi akan bersinergi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bila kebutuhan armada nelayan masih belum terpenuhi.

“Kalau kapal masih kurang, kita akan kolaborasi dengan KKP. Ini bukti negara benar-benar hadir bagi transmigran nelayan,” ucap mantan Anggota Komisi IV DPR itu.

Ia menambahkan, seluruh program merupakan implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam penguatan ekonomi pesisir serta pemerataan pembangunan di wilayah transmigrasi.

Lebih jauh, Viva Yoga mendorong Barelang tak hanya menjadi kampung nelayan modern, tetapi juga memiliki pasar ikan bertaraf internasional seperti Jagalchi di Busan, Noryangjin di Seoul, atau Toyosu di Tokyo.

“Pasar ikan modern bukan hanya menjual ikan segar, tetapi juga menjadi ruang wisata kuliner yang bersih, tertata, dan tidak berbau,” katanya.

Menurutnya, keberadaan pasar tersebut akan mengangkat Barelang sebagai magnet wisata baru, termasuk menarik kunjungan dari Singapura dan Malaysia yang jaraknya hanya selemparan batu dari Batam.

Ia mendorong sinergi antara Pemkot Batam, Pemprov Kepulauan Riau, KKP, dan Kementerian Transmigrasi untuk mewujudkan proyek itu.

“Semua program yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan transmigran nelayan akan kami prioritaskan,” tegasnya.

Dalam kunjungan kerjanya, Viva Yoga juga mendapat laporan banyak kapal ikan asing berbendera Vietnam yang disita karena melanggar batas penangkapan di Laut Natuna.

Ia menegaskan sikap berbeda babwa kapal-kapal itu tidak perlu ditenggelamkan. “Kita hibahkan saja kepada nelayan di sini, sepanjang sesuai prosedur hukum,” katanya. Sejumlah kapal telah memiliki putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap.

Namun ia mengingatkan bahwa kapal-kapal tangkapan itu berukuran besar, bahkan mencapai 200 GT, sehingga hanya bisa dioperasikan oleh nelayan dengan jam melaut tinggi serta biaya BBM yang memadai.

“Kalau nelayan Batam, Rempang, dan Galang sudah siap, hibah kapal sitaan akan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Viva Yoga memastikan dirinya siap mendukung percepatan proses hibah tersebut. Kapal-kapal itu, kata dia, bisa dikelola melalui KUB atau Koperasi Merah Putih sebagai unit usaha baru yang memperkuat kemandirian nelayan.(*)

(Ardi W/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *