Trenggalek Bersatu Hadapi Longsor: Saat Jalan Tertutup, Hati Justru Terbuka

Diferensia815 Views

Trenggalek, – Langit kelabu dan hujan deras yang tak henti mengguyur selama beberapa hari terakhir, membawa kabar duka dari Dusun Pager, Desa Sawahan, Kecamatan Panggul, Trenggalek. Minggu (29/6/2025), tanah longsor menerjang RT 16 RW 08, menutup total akses jalan alternatif antar dusun di wilayah perbatasan desa. Aktivitas warga pun nyaris lumpuh.

Namun di balik bencana, lahir cerita tentang keberanian, ketangguhan, dan gotong royong yang kembali menyala. Tanpa banyak menunggu, aparat gabungan dari Koramil 0806-11/Panggul, Polsek Panggul, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, dan relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) bergerak cepat menuju lokasi.

Tak ada pelindung dari hujan, tak ada alat berat yang mendampingi. Hanya semangat dan tekad yang dibawa. Dengan tangan kosong dan peralatan sederhana, mereka menghadapi medan curam yang sulit dijangkau.

“Kami langsung bergerak secepat mungkin,” ujar Serma Suhardjo, anggota Koramil yang tergabung dalam TRC BPBD.
“Semakin cepat akses terbuka, semakin cepat pula kehidupan warga bisa kembali normal.”

Bahu membahu, mereka memindahkan material longsor yang menggunung, sedikit demi sedikit. Lelah bukan alasan. Hujan bukan penghalang. Dalam hitungan jam, jalur yang sempat lumpuh berhasil dibuka kembali. Nafas warga pun kembali lega.

Tak jauh dari lokasi longsor, Kepala Desa Sawahan memantau langsung jalannya evakuasi. Dengan mata berkaca-kaca, ia menyaksikan bagaimana harmoni antara aparat dan rakyat mengubah bencana menjadi kekuatan.

“Inilah Trenggalek sesungguhnya: saling jaga, saling bantu. TNI, Polri, BPBD, relawan, dan warga semua bergerak bersama. Ini bukan sekadar penanganan bencana, ini bentuk nyata dari persatuan,” ungkapnya dengan bangga.

Meski jalan kini bisa dilalui kembali, awan kelabu belum sepenuhnya pergi. Curah hujan masih tinggi. Ancaman longsor susulan tetap membayangi. BPBD Kabupaten Trenggalek pun terus mengingatkan warga, terutama yang tinggal di wilayah rawan, untuk selalu waspada dan segera melapor jika ada tanda-tanda pergerakan tanah.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa menghadapi bencana bukan hanya soal logistik dan peralatan. Ini soal kesiapsiagaan, solidaritas, dan cinta pada sesama. Trenggalek telah membuktikan, di tengah tanah yang longsor dan jalan yang tertutup, masih ada hati-hati yang terbuka dan tangan-tangan yang tak pernah lelah menolong.(*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *