Tim Debat UNAIR Tembus Semifinal NUDC 2025, Buktikan Konsistensi Ksatria Airlangga di Kancah Nasional

Edukasi48 Views

Surabaya, – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang debat paling bergengsi antarperguruan tinggi di Indonesia. Dalam National University Debating Championship (NUDC) 2025 yang digelar di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, pada 20–26 Oktober 2025 lalu, tim debat UNAIR sukses menembus babak semifinal dan meraih dua penghargaan individu bergengsi.

Kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) ini menggunakan format British Parliamentary dan diikuti oleh ratusan kampus dari seluruh Indonesia.

Tahun ini, UNAIR diwakili oleh Muhammad Ryzadi Hertasning (FH), Carin Ongwinata (FPsi), dan Nicolas Averyll Pascordion (FISIP) sebagai juri N1. Ketiganya merupakan hasil seleksi ketat di tingkat universitas di bawah bimbingan Usma Nur Dian Rosyidah, S.S., M.A., dosen Fakultas Ilmu Budaya sekaligus pembina Airlangga Debating Society (ADS).

Menurut Dian, sapaan akrab sang pembina, keberhasilan tim UNAIR bukan hanya lahir dari latihan keras, tetapi juga dari kedekatan dan chemistry yang terjalin di antara para anggota.

“Satu tim membutuhkan klik karena dari waktu ke waktu yang dibicarakan adalah debat. Jadi suasana, bonding, dan atmosfer tim harus dibangun dengan baik,” ujarnya.

Dian menambahkan, komitmen mahasiswa, pembimbing, serta dukungan Ditmawa menjadi fondasi utama yang menumbuhkan semangat berprestasi. “Mereka ini bukan hanya berdebat untuk menang, tapi membawa nama baik UNAIR,” imbuhnya.

Perjalanan menuju NUDC dimulai dari seleksi di tingkat fakultas. Tiap fakultas mengirimkan perwakilan terbaiknya untuk bersaing di tahap universitas. Dari sana, melalui proses scoring dan assessment, terbentuklah kombinasi lintas fakultas yang paling siap mewakili UNAIR di ajang nasional.

Carin Ongwinata mengungkapkan bahwa proses seleksi dan latihan berjalan sangat intens.

“Kami harus pandai membagi waktu antara kuliah dan latihan. Latihan individu seperti membaca referensi, menonton video debat, hingga ikut kompetisi lain menjadi bagian dari rutinitas kami,” ujarnya

Menjelang keberangkatan ke Purwokerto, tim UNAIR menjalani latihan hampir setiap hari. Mereka fokus memperdalam isu nasional dan global, memperkuat struktur argumentasi, serta melakukan sparing dengan kampus lain.

Tak hanya itu, mereka juga mengasah ketahanan mental dan fisik, yang menjadi faktor penting dalam kompetisi marathon seperti NUDC.

“Kami harus tetap profesional meskipun lelah dan stres. Karena dipercaya membawa nama UNAIR, kami tidak boleh menyerah sampai akhir,” ungkap Nicolas Averyll.

Prestasi Membanggakan

Kerja keras tersebut berbuah manis. Tim UNAIR berhasil menembus babak semifinal NUDC 2025, sekaligus menyabet dua penghargaan individu:

  1. 7th Best Speaker (Silver Medal)  atas nama Muhammad Ryzadi Hertasning.

  2. 13th Best Speaker (Bronze Medal) atas nama Carin Ongwinata.

Bagi Ryzadi, setiap ronde adalah kesempatan belajar yang tak ternilai. “Setelah setiap ronde, kami selalu melakukan evaluasi untuk memperbaiki performa. Dari situ, kekompakan dan konsistensi kami semakin terasah,” katanya.

Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UNAIR mampu bersaing di tingkat nasional dengan performa yang tangguh dan konsisten. Lebih dari sekadar lomba, NUDC menjadi wadah pembentukan karakter mahasiswa yang kritis, komunikatif, dan siap berkontribusi di ruang publik. “Debat bukan hanya soal menang, tapi tentang bagaimana kita berpikir logis, berani menyuarakan gagasan, dan menghargai perbedaan,” tutup Dian penuh bangga.(*)

(rils/sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *