Strategi dan Logika Tajam Bawa Mahasiswa UNAIR Menangi Kompetisi Hukum Nasional

HUKUM12 Views

Surabaya, –Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Gadjah Mada Law Competition (GMLC) 2025, dua tim perwakilan UNAIR sukses menaklukkan persaingan ketat antar kampus hukum se-Indonesia. Tim Megamendung keluar sebagai Juara 1 sekaligus peraih predikat Berkas Legal Opinion Terbaik, sementara Tim Bebekan mengamankan posisi Juara 3.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mempertemukan puluhan mahasiswa hukum terbaik dari berbagai perguruan tinggi dalam cabang Legal Opinion Competition (LOC). Lomba dilaksanakan melalui dua tahap: penyusunan berkas dan presentasi di hadapan dewan juri.

Tim Megamendung yang terdiri atas Akhmad Revan Satwika (ketua), Dewangga Putra Prayoga (anggota), dan Keisha Pramudhita Bernadi (official), mengangkat isu pertanggungjawaban perusahaan dalam insiden pengeboran minyak dan gas (migas).

Revan mengungkapkan bahwa timnya fokus pada penyusunan argumen hukum yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga realistis dan aplikatif. “Kami berusaha meyakinkan dewan juri bahwa saran hukum yang kami tawarkan bisa benar-benar diterapkan di dunia nyata, bukan sekadar di atas kertas,” ujar Revan.

Untuk memperdalam analisis, Tim Megamendung juga berkonsultasi dengan akademisi dan praktisi hukum lingkungan. Pendekatan ini memperkaya argumen mereka, sekaligus menunjukkan pemahaman komprehensif terhadap isu migas. Menurut Dewangga, tantangan terbesar justru datang dari manajemen waktu.

“Kami harus membagi fokus antara tugas kampus dan persiapan lomba. Tapi kerja tim yang solid membuat semua bisa diatasi,” ucapnya.

Kekompakan yang terbangun sejak awal menjadi kunci. Tim Megamendung memang sudah terbentuk jauh sebelum kompetisi dimulai, sehingga koordinasi dan chemistry mereka sudah matang. Hasilnya, predikat Juara 1 dan Berkas Legal Opinion Terbaik berhasil mereka bawa pulang ke Surabaya.

“Sebagai calon sarjana hukum, kemampuan menganalisis dan menyelesaikan permasalahan nyata itu penting. Kompetisi ini jadi wadah yang melatih kami ke arah sana,” tambah Revan.

Belajar dari Kekeliruan, Berbuah Prestasi

Tak kalah membanggakan, Tim Bebekan yang beranggotakan Raymond Tjionardes (ketua), Cornellius Matthew Wijono (anggota), dan Moch Iqbal Maulana (official), berhasil merebut Juara 3 lewat tema oil drilling dan peristiwa blowout akibat pengeboran minyak.

Raymond menuturkan bahwa pengalamannya mengikuti berbagai kompetisi sebelumnya menjadi modal penting. “Motivasi kami sederhana bahwa kami ingin menantang diri sendiri dan melihat sejauh mana kerja keras kami bisa membawa hasil,” kata Raymond.

Namun, perjalanan mereka tak mulus. Tim Bebekan sempat kehilangan poin akibat kesalahan format di tahap pemberkasan. Meski begitu, mereka tak menyerah. “Kami fokus di presentasi. Kami manfaatkan gaya bicara, intonasi, dan diksi hukum yang tepat. Hasilnya, nilai presentasi kami malah jadi yang tertinggi di luar aspek berkas,” ungkap Matthew.

Keberhasilan dua tim FH UNAIR di GMLC 2025 menjadi bukti bahwa mahasiswa UNAIR tidak hanya unggul di ruang kelas, tetapi juga tangguh di medan kompetisi. Mereka menunjukkan bahwa hukum bukan sekadar teori, melainkan seni berpikir dan berargumentasi yang tajam.

Baik Tim Megamendung maupun Tim Bebekan sepakat bahwa kunci keberhasilan ada pada kedisiplinan, komunikasi, dan keberanian untuk mencoba. “Jangan takut melangkah. Kadang, satu kesempatan bisa jadi titik balik dalam hidup kita,” tutup Raymond dengan semangat.(*)

(pkip/sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *