Srikandi Kayen: Peluh Perempuan untuk Membangun Negeri

Diferensia807 Views

Boyolali, – Di balik suara pacul dan deru mesin molen yang menggetarkan tanah Desa Kayen, Kecamatan Juwangi, Boyolali, ada denyut perjuangan yang tak kalah kuat: tangan-tangan perempuan desa yang ikut mengukir sejarah pembangunan melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II Kodim 0724/Boyolali.

Mereka bukan sekadar ibu rumah tangga. Mereka adalah Srikandi Kayen -para perempuan tangguh yang tanpa ragu turun ke medan pembangunan. Mengangkat batu, memikul ember adonan semen dan pasir, hingga menyusuri jalanan terik dan berdebu demi satu tujuan mulia: mempercepat terwujudnya akses jalan rabat beton di desa mereka.

“Tak masalah tangan kami kotor, baju kami penuh debu. Yang penting jalan ini cepat selesai dan bisa dinikmati warga,” ujar seorang ibu sambil tersenyum, meski peluh membasahi wajahnya, Jumat (16/5/2025).

Di tengah panas yang menyengat dan medan berat yang biasanya dikerjakan kaum lelaki, semangat mereka justru menyala. Tanpa keluhan, mereka bekerja berdampingan dengan anggota Satgas TMMD -bukan sebagai penggembira, tapi sebagai bagian dari kekuatan rakyat yang menyatu dengan TNI.

Bagi mereka, ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur. Ini adalah mimpi panjang yang mulai terwujud.

“Kami sudah lama mendambakan jalan yang layak. Maka ketika TMMD datang ke desa kami, kami anggap ini berkah. Kami tidak mau hanya diam di rumah. Kami ingin turut serta membangun masa depan anak cucu kami,” ungkap seorang ibu yang terus mengaduk semen dengan tangan cekatannya.

Peran para perempuan Desa Kayen dalam TMMD bukan hanya simbol emansipasi, melainkan cermin cinta pada tanah kelahiran. Mereka tidak menuntut sorotan, cukup dengan melihat anak-anak mereka nanti bisa berjalan di jalan yang lebih baik, itu sudah menjadi kebahagiaan yang tak terbayar.

TMMD di Desa Kayen tak hanya mencatat angka pembangunan, tetapi juga merekam kisah tentang perempuan desa yang berani melampaui batas, menggenggam harapan, dan ikut menulis kisah kemajuan dari pinggiran negeri. Di sanalah makna sejati dari gotong royong dan cinta tanah air. (***)

 

Kontributor: Agus Rodo Kemplu 

Editor: Sulaiman

Foto: ARK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *