Madiun, – Jumat (16/5/2025) pagi, matahari belum terlalu tinggi ketika lapangan Mojorejo di Taman, Kota Madiun, mulai dipenuhi oleh derap langkah para prajurit Korem 081/DSJ. Bukan untuk apel siaga atau latihan tempur, tetapi untuk sesuatu yang lebih sederhana—namun tak kalah penting: olahraga bersama.
Di tengah suasana santai dan penuh keakraban itu, Dandenpom V/1 Madiun, Mayor CPM Juni S. Kurniawan, berdiri dan menyampaikan pesan yang bukan hanya soal disiplin militer, tapi juga tentang hati dan keluarga.
“Jaga kehormatan, jaga diri sendiri. Jangan melakukan pelanggaran, jangan sampai menyakiti keluarga yang kita cintai,” ucapnya dengan suara tegas namun hangat.
Bagi Mayor Juni, pelanggaran bukan sekadar soal aturan yang dilanggar. Tapi tentang kehormatan yang tercoreng, nama baik yang tercela, dan hati keluarga yang mungkin tersakiti. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa menjaga kesehatan fisik bukan hanya urusan tubuh, tapi juga soal kejernihan pikiran—dan pada akhirnya, keselamatan jiwa.
“Kadang hanya dengan berjalan kaki 5 sampai 7 putaran, tubuh kita lelah, tapi pikiran kita jernih. Yang tadinya mungkin ingin berbuat salah, bisa jadi batal. Yang pikirannya kusut, bisa kembali tenang,” ujar sang perwira, memberi makna baru pada rutinitas yang sering dianggap sepele.
Di tengah rutinitas militer yang keras dan penuh tekanan, olahraga menjadi jeda yang memanusiakan. Menjadi ruang untuk menyapa, bertukar cerita, dan menguatkan semangat kebersamaan. Di lapangan itu, pangkat seolah melebur, dan solidaritas menjadi bahasa utama.
“Olahraga seperti ini bukan hanya untuk keringat, tapi juga untuk menjalin komunikasi, memperkuat rasa guyub. Kita ini satu keluarga besar, kalau ada masalah, mari kita selesaikan bersama,” pesannya di akhir.
Bagi para prajurit, pesan Mayor Juni bukan sekadar imbauan. Itu adalah pengingat bahwa di balik baju loreng, mereka adalah manusia biasa yang punya keluarga menanti di rumah. Dan kadang, langkah kaki di lapangan olahraga bisa jadi langkah pertama menjaga diri dari hal-hal yang tak diinginkan.
Karena tubuh yang sehat dan pikiran yang jernih bukan hanya melindungi negara—tapi juga menjaga cinta, martabat, dan kehormatan di rumah sendiri.
(Arwang/Sulaiman)