
Fakfak, – Di bawah rintik hujan yang jatuh perlahan di Kampung Wasa Mulya, Distrik Tomage, Papua Barat, sejumlah prajurit dari Pos Tomage Satgas Yonif 642/Kps melangkah menyusuri jalan tanah yang membelah hutan kecil. Bukan dalam misi tempur, tapi dalam misi kemanusiaan: menjalin kedekatan, menumbuhkan harapan.
Hari ini, Senin (5/5/2025), mereka menyambangi Bapak Frans, seorang warga yang tengah bekerja di kebun miliknya. Tanpa protokoler atau batasan, mereka duduk di antara batang pisang dan rumpun kelapa, mendengarkan kisah hidup, mencicipi buah hasil panen, dan bercakap dalam bahasa yang paling universal: kehadiran yang tulus.
Kegiatan anjangsana ini menjadi bagian dari upaya Satgas Yonif 642/Kps membangun hubungan yang lebih dari sekadar keamanan. Di tengah medan penugasan, mereka hadir sebagai sahabat, sebagai telinga yang mendengar dan tangan yang membantu.
“Ini bukan sekadar patroli. Ini cara kami menyatu, menyapa, dan memahami apa yang warga rasakan. Kami ingin mereka tahu, bahwa TNI tidak hanya menjaga perbatasan, tapi juga menjaga persaudaraan,” ujar salah satu anggota Satgas dengan senyum bersahaja.
Bagi warga seperti Bapak Frans, kehadiran prajurit di kebunnya bukan ancaman, melainkan penguat semangat. “Mereka datang bukan cuma untuk jaga-jaga, tapi juga datang bawa rasa aman dan ramah,” ujarnya, sambil menyuguhkan air kelapa segar hasil petikannya sendiri.
Momen kecil ini menyisakan jejak hangat — bahwa di tanah yang jauh dari pusat keramaian, hadir prajurit-prajurit bangsa yang tak hanya mengandalkan senjata, tapi juga mengandalkan hati.
Satgas Yonif 642/Kps terus berkomitmen untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat Papua Barat. Mereka sadar, bahwa menjaga Indonesia bukan hanya tugas bersenjata, tapi juga menjaga senyum dan harapan warganya.
(Arwang/Sulaiman)







