Restuardy Daud: Sanitasi adalah Martabat Bangsa, dan Kita Bertanggung Jawab Menjaganya!

POLITIKANA729 Views

Jakarta, – Dalam dunia pembangunan, sanitasi bukan sekadar urusan teknis. Ia adalah soal martabat. Soal bagaimana sebuah bangsa merawat warganya yang paling rentan. Dan di tengah semua itu, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud, berdiri mengingatkan bahwa perubahan besar dimulai dari komitmen kecil yang konsisten—terutama dari para pemimpin daerah.

“Sanitasi dan air minum itu hak dasar manusia. Itu bukan bonus, tapi kebutuhan paling hakiki. Dan tanggung jawab utama ada di pundak kita semua, terutama pemerintah daerah,” ujarnya tegas dalam audiensi bersama AKKOPSI dan HAKLI di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pernyataan itu bukan sekadar kata. Restuardy berbicara dengan suara hati seorang birokrat yang telah melihat langsung dampak dari sanitasi buruk—anak-anak yang tumbuh dengan stunting, keluarga yang terjebak dalam kemiskinan karena air bersih tak tersedia, dan lingkungan yang semakin rapuh karena pengelolaan limbah yang diabaikan.

Ia mengapresiasi peran AKKOPSI—aliansi 491 kabupaten/kota yang terus mendorong perubahan dari daerah—sebagai lokomotif penting dalam perjuangan ini. Mereka bukan sekadar organisasi, melainkan komunitas yang percaya bahwa sanitasi adalah soal keadilan sosial.

Namun kenyataan di lapangan masih menyayat. “Proporsi anggaran APBD untuk sanitasi masih di bawah 3% di banyak daerah. Ini adalah alarm bagi kita semua,” kata Restuardy dengan nada prihatin. “Kalau kita tidak mengintegrasikan ini ke dalam perencanaan dan penganggaran daerah, mimpi sanitasi layak hanya akan tinggal retorika.”

Melalui Program PPSP, Kemendagri telah membina 177 kabupaten/kota di 33 provinsi untuk menyusun ulang peta jalan sanitasi daerah. Langkah konkret ini diperkuat oleh Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 yang menjadi semacam seruan darurat: pusat, daerah, dan mitra harus bersatu, atau gagal bersama.

Restuardy menyadari perjuangan ini bukan mudah. Tapi ia percaya, perubahan sejati lahir dari kolaborasi dan keteguhan hati. Ia pun menutup pernyataannya dengan sebuah ajakan yang tak hanya menyentuh, tapi juga membakar semangat:

“Mari kita jadikan sanitasi sebagai prioritas. Ini bukan sekadar proyek, ini tentang kehidupan. Tentang masa depan anak-anak kita. Tentang harga diri bangsa. Jangan biarkan satu pun rakyat Indonesia kehilangan martabatnya hanya karena kita abai pada air bersih dan sanitasi.”

(Reza/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *