Tangerang, – Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN), Dr. Rahman Sabon Nama, menilai pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB ke-80 pada 23 September 2025 lalu menjadi momentum bersejarah. Menurutnya, pidato tersebut berhasil “menyihir” para pemimpin dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk mengakui kemerdekaan Palestina.
“Pak Prabowo telah membuka jalan penting. Kini saatnya Indonesia mendesak Sekjen PBB agar memberi mandat resmi mengirim 20 ribu pasukan TNI sebagai UN Peacekeeping Forces ke Gaza,” tegas Rahman, usai menerima kunjungan DPD APT2PHI Jawa Barat di kediamannya, Tangerang Selatan, Minggu (28/9/2025).
Rahman menilai pengerahan pasukan perdamaian Indonesia sangat mendesak untuk menghentikan ambisi Amerika Serikat dan Israel membangun “Terusan Israel” di Jalur Gaza—proyek strategis yang disebut bakal menyaingi Terusan Suez di Mesir.
“Rencana itu bukan sekadar proyek infrastruktur. Ada grand strategi politik AS di baliknya, yaitu menguasai cadangan energi di Timur Tengah dengan cara mengosongkan Gaza,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Badan Energi Internasional (IEA) dan Gaza Petroleum & Gas Company (GPGC), Rahman menyebut terdapat cadangan gas alam sebesar 1,4 triliun kaki kubik dan cadangan minyak yang signifikan di lepas pantai Gaza. “Ini salah satu cadangan gas terbesar di Timur Tengah,” tegasnya.
Namun, eksploitasi cadangan energi tersebut terhambat blokade darat dan laut Israel, yang membuat logistik, peralatan, dan bahan baku tak bisa masuk ke Gaza.
Rahman menekankan agar Presiden Prabowo membaca situasi geopolitik ini dengan cermat, termasuk memperingatkan negara-negara Teluk untuk tidak terpancing dengan tawaran relokasi warga Gaza.
“Kalau itu terjadi, Palestina kehilangan tanah airnya. Amerika berhasil menguasai migas Gaza dan memperkuat hegemoninya di Timur Tengah. Karena itu, mandat PBB untuk pengerahan pasukan perdamaian menjadi sangat penting,” pungkasnya. (*)
Editor: Sulaiman