Surabaya, – Menjalan perintah PBNU untuk melakukan program kaderisasi dan menyambut akhir tahun 2024 dan menuju tahun baru 2025, PCNU Kota Surabaya melalui MWC NU Semampir menggelar Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) Angkatan ke-10 diĀ di Pondok Tahfidhul Quran Sunan Giri yang beralamatkan di Jl. Wonosari Tegal IV No.37-39 Wonokusumo, pada Jumat-Minggu (20-22/12/2024).
Kegiatan ini diikuti 60 peserta yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, dan beberapa kabupaten kota di Jawa Timur seperti Jember, Gresik, Sampang dan Surabaya.
Menurut Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Surabaya, KH. Abdul Bari, PKPNU merupakan program penting yang harus diikuti oleh kader dan pengurus NU di semua tingkatan. “Semua kader NU harus ikut PKPNU agar bisa memahami dan bagaimana berNU. Ini penting,” tegasnya saat memberikan sambutan, Jumat (20/12/2024).
Dalam program kaderisasi kali ini, PCNU Kota Surabaya menghadirkan dua instruktur kaliber nasional yaitu KH Hadi Purnomo atau yang karib disapa Gus Ipong serta Ustadz Moh Subhan. Menariknya kedua instruktur ini seolah mewakili dua karakter seorang instruktur dalam suatu program pelatihan dan atau kaderisasi.
Selama 3 hari program kaderisasi PD-PKPNU berlangsung yang menarik adalah peserta juga diikuti oleh kelompok perempuan NU serta kelompok usia yang bisa dikatakan tidak muda lagi. Ada peserta yang mau kelompok lanjut usia tetapi memiliki semangat luar biasa seperti RKH Ismail Hamid, Ibu Nuri Humaidah ataupun Pak Joko Prayitno. Semangat para peserta yang bahkan harus naik turun tangga dari lantai 1 hingga lantai 5 atau 6 tempat acara menunjukkan bahwa ghirah atau semangat warga NU untuk mengikuti program kaderisasi memang luar biasa. Ini nilai lebih warga NU yang kerap disebut Nahdliyin terhadap organisasi atau jam’iyah mereka.
Bahkan Ibu Nuri Humaidah, peserta dari kalangan Muslimat Ampel yang di usia tak lagi muda namun tetap terlihat cantik, begitu bersemangat mengikuti program termasuk saat rihlah dimana menelusuri areal sekitar lokasi kaderisasi hingga saat bersuara dalam kegiatan nampak penuh aura optimisme.
Bahkan peserta ada pula yang merupakan representasi wajah NU di abad kedua, Muchammad Afif Muchtar. Anak muda berusia 24 tahun itu, merupakan generasi muda NU yang baru saja menyelesaikan studi S1nya di Al-Azhar, Kairo (Mesir) jurusan Tafsir Quran.
Ketua PCNU Kota Palu, Abd. Mun’im yang merupakan doktor di bidang hukum dan menjadi salah satu peserta dalam kegiatan kaderisasi mengatakan bahwa dirinya mendapatkan ilmu dan saudara yang luar biasa selama mengikuti program kaderisasi yang disebutnya murah ini.
“Di Palu program kaderisasi begini biayanya dua juta. Di sini hanya dua ratus ribu. Luar biasa. Mana pematerinya luar biasa,” tegasnya pada sesi testimoni peserta pada Minggu (22/12/2024).
Sementara itu, para peserta digembleng dengan beragam materi-materi yang bisa dikatakan bukan sekedar tentang NU dan ke-NU-an melainkan isu-isu sosial dan politik baik di level nasional hingga global. Materi-materi tersebut adalah Aswaja dan NKRI yang merujuk pada pembangunan karakter sebagai Nahdliyin yang nasionalis, ada pula Anatomi Gerakan Islam dan Sosial baik di Indonesia maupun global sehingga wawasan peserta tak hanya holistik melainkan pemahaman mereka menjadi komprehensif mengenai lanskap dunia pergerakan sosial dan keagamaan baik dalam maupun luar negeri hingga mengenai Dialektika Pemikiran yang mengasah kemampuan nalar kritis peserta apalagi kerap para instruktur melontarkan pertanyaan singkat sehingga terjadi dialog gayeng antara pemateri dan peserta.
Bahkan pada sesi materi kebugaran fisik pun diletakkan di lantai teratas gedung Ponpes Sunan Giri sehingga secara tak langsung, peserta menuju dan kembali dari lokasi, otomatis melakukan olahraga fisik. Dengan waktu istirahat yang terbatas namun cukup, para peserta pun tak hanya digembleng fisik melainkan rohani melalui giat mujahadah di momen waktu sebelum Sholat Subuh. Sehingga kebugaran fisik dan rohani padu padan dan berkelindan dilakukan sehingga menjadi penopang gempuran materi-materi yang ada selama berlangsungnya acara.
PD-PKPNU yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Surabaya ini seolah merangkum bagaimana sebenarnya gerak langkah NU di abad kedua. Mulai dari penyebutan kader penggerak, materi yang tak hanya persoalan isu lokal melainkan nasional dan global termasuk bagaimana melakukan analisis kritis dan menemukan solusi praktis dalam mengarungi dinamika dan dialektika yang ada. Termasuk bagaimana kedisiplinan ditanamkan selama kegiatan.
“Kita warga NU ini kan identik molor gitu kan ya. Nah dari kaderisasi begini, ketepatan waktu menjadi target serta tujuan guna membentuk karakter kader yang disiplin di momen abad kedua NU menuju kebangkitan keduanya dengan segala dinamika yang dimilikinya,” tandas Gu Ipong sang instruktur.
(rils/jafar)