
Semarang, -Dalam diam mereka berdiri, di balik seragam yang rapi dan sepatu yang mengkilap, para Bhayangkara Polda Jawa Tengah tengah menjalani ujian kejujuran dan kedisiplinan. Sejak 21 April hingga 6 Mei 2025, sebanyak 9.760 personel diperiksa dalam operasi Penegakan, Ketertiban, dan Disiplin (Gaktibplin) oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng.
Operasi ini bukan sekadar rutinitas. Ia adalah napas panjang dari sebuah komitmen untuk menjaga marwah institusi. Di bawah komando Kombes Pol Saiful Anwar, tim Bidpropam menyusuri satu per satu satuan kerja, dari pusat hingga pelosok polres di seluruh Jawa Tengah. Tak hanya administrasi, mereka memeriksa raut wajah, sikap tubuh, kerapian seragam, bahkan menyentuh sisi paling personal: apakah seseorang masih setia pada nilai luhur sebagai pelindung rakyat?
“Kami ingin setiap anggota menjadi teladan. Bukan hanya soal tampilan, tapi tentang integritas dan nurani dalam menjalankan tugas,” ungkap Kombes Pol Saiful dalam keterangannya di Mapolda Jateng, Semarang, Selasa (6/5/2025).
Ada getar ketulusan dalam suaranya. Ia bukan hanya berbicara sebagai atasan, tapi sebagai penjaga nilai. Dalam dunia yang terus berubah, di mana sorotan publik semakin tajam, disiplin adalah pondasi terakhir yang tak boleh goyah.
Pemeriksaan meliputi surat nyata diri, sikap tampang, kelengkapan dan kerapian gampol, kehadiran apel, kelengkapan surat kendaraan dinas maupun pribadi, serta kepemilikan senjata api. Yang paling krusial: tes narkoba.
Dan kabar baik itu pun datang. Dari ribuan personel yang diperiksa, tak satu pun terindikasi menggunakan narkoba. Sebuah tanda bahwa upaya pembinaan dan pengawasan yang selama ini dilakukan mulai menampakkan hasil.
Namun, bagi mereka yang terbukti melanggar disiplin, tindakan tegas langsung diberikan di tempat. Bukan untuk mempermalukan, tetapi sebagai pengingat bahwa menjadi anggota Polri adalah amanah besar yang harus dijaga dengan hati bersih dan kepala tegak.
Tak ingin sekadar duduk di belakang meja, Kabid Propam bahkan turun langsung ke lapangan. Ia hadir di Polrestabes Semarang pada Senin (5/5/2025), lalu memimpin pemeriksaan di Dit Polairud Polda Jateng keesokan harinya. Kehadirannya bukan seremonial. Ia adalah simbol bahwa pengawasan bukan hanya tugas, tapi panggilan jiwa.
“Gaktibplin ini akan terus kami lakukan. Ini bukan hanya pekerjaan kami, tapi wujud cinta kami terhadap institusi, terhadap rekan-rekan, dan terhadap kepercayaan masyarakat,” tutupnya dengan mata yang tak bisa menyembunyikan rasa tanggung jawab.
Di tengah tantangan zaman, para Bhayangkara di Jawa Tengah terus belajar dan berbenah. Karena mereka tahu, menjaga disiplin bukan hanya tentang aturan. Ia adalah tentang hati yang bersumpah untuk tetap setia — pada rakyat, pada negara, dan pada nurani sebagai manusia. (*)
Editor: Sulaiman











