
Agam, Sumatera Barat – Tiga mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) terjun langsung membantu pemulihan wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Melalui program pengabdian masyarakat, mereka berupaya mengembalikan akses listrik dan komunikasi yang sempat terputus akibat bencana, Rabu (17/12/2025).
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ardhiansyah Farhan Hernanda, Afrizal Hasbillah Akbar, dan Reza Arifin Sori Harahap. Mereka bergabung dalam Tim Tanggap Darurat Bencana UNAIR yang melakukan pemasangan panel surya dan perangkat internet berbasis satelit Starlink di Kecamatan Malalak, salah satu wilayah terdampak terparah.
Afrizal menjelaskan, kehadiran listrik dan jaringan internet menjadi kebutuhan mendesak warga pascabencana. “Kami membantu memasang panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik warga. Selain itu, kami juga memasang tiga unit Starlink agar akses internet dapat kembali digunakan,” ujar mahasiswa angkatan 2023 itu, Kamis (18/12/2025).
Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa tidak bekerja sendiri. Mereka didampingi dosen FTMM UNAIR, di antaranya Yoga Uta Nugraha, S.T., M.T., dan Rizki Putra Prastio, S.Si., M.T. Keterlibatan mereka bermula dari ajakan dosen yang segera disambut para mahasiswa tanpa ragu.
Upaya pemulihan tersebut tidak lepas dari tantangan. Reza menuturkan, medan menuju lokasi pemasangan tergolong terjal dan curam. Tim bahkan harus membawa peralatan dalam jumlah besar melintasi sungai menggunakan truk. “Karena muatan cukup berat, truk sempat terjebak di jembatan darurat. Ban tertahan bebatuan,” katanya. Meski demikian, kondisi itu tidak menyurutkan semangat tim untuk menyelesaikan tugas kemanusiaan.

Bagi ketiganya, pengabdian masyarakat bukan pengalaman pertama. Mereka sebelumnya pernah terlibat dalam kegiatan serupa di Madiun dan Madura. Namun, terjun langsung di wilayah bencana memberikan pengalaman berbeda. Farhan mengaku semula mengira kegiatan di Sumatra tidak jauh berbeda dengan pengabdian sebelumnya. “Ternyata situasinya jauh lebih menantang dan membutuhkan kesiapan ekstra,” ujarnya.
Menurut Farhan, pengabdian di daerah bencana menuntut kesiapan fisik, mental, dan moral. “Tenaga dan pikiran kami sangat dibutuhkan. Kami juga membawa nilai excellence with morality yang menjadi semangat UNAIR dalam membantu masyarakat,” katanya.
Aksi kemanusiaan mahasiswa FTMM UNAIR ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 7 tentang energi bersih dan terjangkau serta penguatan infrastruktur dan inovasi teknologi. Melalui langkah tersebut, para mahasiswa berkontribusi memastikan masyarakat terdampak bencana kembali terhubung dan dapat mengakses informasi penting dalam proses pemulihan.(*)
(khefti pkip/sulaiman)











