KASAD dan Gubernur Jabar Panen Raya di Gunung Hejo: Lahan Tidur Disulap Jadi Surga Hortikultura

POLITIKANA914 Views

Purwakarta, – Sebuah pemandangan penuh harapan tersaji di lereng Gunung Hejo, Subang, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2025). Di tengah hijaunya kebun, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, memetik langsung hasil panen cabai, tomat, terong, dan aneka tanaman hortikultura dari lahan yang dulu tak produktif.

Inilah panen perdana dari program Agroforestry Gunung Hejo, kolaborasi strategis antara TNI AD, Pemprov Jawa Barat, Alumni Persada 92, PT Pupuk Indonesia, dan masyarakat sekitar. Program ini tak hanya menyulap lahan tidur menjadi sumber pangan, tapi juga menjadi jalan menuju kemandirian ekonomi petani dan ketahanan pangan nasional.

“Kita targetkan membangun 950 hektare kebun buah dan hortikultura. Ini bukti nyata TNI hadir bukan hanya di medan tempur, tapi juga di ladang pertanian,” ujar Jenderal Maruli dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi media ini, Minggu (6/7/2025).

Dengan pendekatan Agroforestry, yang mengintegrasikan kehutanan dan pertanian berkelanjutan, program ini menjadi model pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berbasis komunitas.

Tak hanya Subang, model serupa tengah dikembangkan di Purwakarta, Cianjur, Pangalengan, Pangandaran, Garut, hingga Sukabumi, masing-masing dengan target 200 hektare lahan produktif. Kelompok tani lokal menjadi ujung tombak keberlanjutan.

“Ketahanan pangan bukan slogan. Lewat swasembada, kita kurangi ketergantungan impor. Warga bisa bekerja dan sejahtera,” tegas KASAD.

Gubernur Dedi Mulyadi pun menyambut hangat langkah TNI ini, seraya mengangkat filosofi Jawa Barat yang mencintai tanah, air, dan hasil buminya.

“Kalau setiap rumah punya tanaman dan ternak, untuk apa impor? Kepeloporan TNI membangkitkan kembali cinta masyarakat terhadap tanahnya sendiri,” katanya.

Program ini juga menyentuh banyak aspek: dari penyediaan air bersih, dapur sehat, pertanian terpadu, peternakan, hingga pembangunan akses jalan ke sekolah. Ini adalah ketahanan wilayah dalam arti yang sesungguhnya, komprehensif dan berkelanjutan.

Panen perdana ini bukan sekadar seremoni. Ia menjadi simbol bahwa lahan tidur bisa dibangunkan, hutan bisa dimanfaatkan dengan bijak, dan masa depan pangan Indonesia bisa dibangun dari desa.(*)

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *