Jangan Diam! Bangkit Lawan Perdagangan Manusia di Laut Sumatera

POLITIKANA920 Views

 

Sumatera Utara, – Di balik gelombang laut yang menghampar di timur Sumatera Utara, ada cerita kelam yang tak boleh lagi didiamkan: perdagangan manusia berkedok pengiriman tenaga kerja ilegal. Ini bukan sekadar isu. Ini perbudakan zaman modern. Dan Sumatera Utara sudah terlalu lama menjadi ladangnya.

Demi sepotong harapan, ratusan—bahkan ribuan—anak bangsa nekat berlayar ke Malaysia dari pelabuhan-pelabuhan tikus. Mereka tertipu janji manis: pekerjaan mudah, gaji tinggi, masa depan cerah. Tapi yang mereka terima justru jeratan kekerasan, pelecehan, eksploitasi, bahkan kematian di negeri asing.

Komunitas Da’i Melayu Sumut (KOMDAM SU) tak tinggal diam. Mereka mengibarkan perlawanan. Mereka turun ke tengah masyarakat. Mereka lantang bersuara. Ini saatnya Sumatera Utara bangkit dan berkata: CUKUP!

“Sudah cukup banyak anak muda kita yang dikirim sebagai budak modern. Sudah cukup banyak ibu-ibu yang menjual cincin kawinnya demi ongkos berangkat, tapi justru mendapat kabar kematian dari negeri orang. Ini bukan migrasi. Ini kejahatan kemanusiaan!” tegas Ustaz Bukhori Al Hafidz bin Rusli, Ketua Umum KOMDAM SU, dengan nada mengguncang.

KOMDAM SU menyasar langsung titik-titik rawan seperti Asahan, Langkat, Deli Serdang, Batubara, Labuhanbatu, Labura, hingga Tanjungbalai—wilayah yang selama ini dibungkam dalam sunyi oleh mafia perdagangan manusia. Mereka berdakwah, menyebar selebaran, bicara dari masjid ke masjid, menyuarakan satu hal: lawan TPPO, lindungi keluarga kita!

“Jangan mau dibohongi! Jangan gadaikan nyawa hanya karena iming-iming ringgit! Rezeki halal itu tak pernah datang dari jalan gelap,” pekik Ustaz Bukhori.

Komunitas ini mengajak seluruh warga Sumatera Utara untuk menjadi mata dan telinga bangsa. Laporkan jika melihat aktivitas mencurigakan. Bongkar sindikat yang memperdagangkan masa depan anak bangsa. Bangun barisan perlawanan rakyat dari kampung-kampung pesisir.

Sumatera Utara tidak boleh tunduk. Negeri ini tidak boleh terus-menerus menjadi ladang empuk bagi para penjahat kemanusiaan. Saatnya kita rebut kembali martabat rakyat kecil yang selama ini dijadikan komoditas.

Laut boleh luas. Tapi keberanian harus lebih luas. Ini panggilan untuk semua: bangkit, lawan, dan hentikan TPPO sekarang juga!

(Rizky/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *