
Surabaya, – Program hilirisasi mineral dan batu bara (minerba) yang dipacu pemerintah memasuki fase strategis. Menyambut kebijakan tersebut, Kaisar Bauksit Nusantara Grup (KABANTARA Grup) menyatakan kesiapan membangun kekuatan industri bauksit nasional sebagai bagian dari penguatan kedaulatan sumber daya alam Indonesia.
Owner KABANTARA Grup, HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, mengungkapkan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprioritaskan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bagi perusahaan yang berinvestasi pada pembangunan smelter. Kebijakan itu menjadi tulang punggung program hilirisasi nasional.
“Kementerian ESDM menegaskan bahwa perusahaan yang membangun smelter akan diprioritaskan dalam penerbitan IUP. Ini adalah langkah strategis negara dalam mengamankan sumber daya mineral,” katanya di Surabaya, Rabu (31/12/2025).
Pria yang akrab disapa Gus Lilur itu menjelaskan, saat ini KABANTARA Grup telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang berhasil membebaskan lahan seluas 800 hektare di kawasan pesisir salah satu kabupaten di Pulau Sumatera. Lahan tersebut disiapkan sebagai basis pembangunan smelter bauksit terintegrasi.
Menurut dia, pembangunan smelter bauksit membutuhkan investasi besar, dengan nilai minimal mencapai Rp 50 triliun. Oleh karena itu, kepastian regulasi serta jaminan kontinuitas pasokan bahan baku menjadi faktor krusial dalam menjaga keberlanjutan industri.
“Untuk investasi sebesar itu, negara harus memberi kepastian suplai. Tanpa jaminan tersebut, hilirisasi tidak akan berjalan optimal,” ujarnya.
Gus Lilur menilai, secara strategis bauksit merupakan komoditas penting bagi industri aluminium dan rantai pasok global. Namun, hingga kini jumlah smelter bauksit dan pelaku usaha bauksit nasional masih relatif terbatas dibandingkan dengan industri nikel dan batu bara.
“Smelter nikel tumbuh pesat, pengusaha batu bara juga banyak. Sementara bauksit masih jarang. Di sinilah peluang membangun ‘benteng bauksit’ nasional, industri yang dikuasai dan dikendalikan oleh anak bangsa,” tegas pengusaha muda NU asal Situbondo Jawa Timur itu.
Dengan dukungan kebijakan hilirisasi ESDM serta kerja sama pembangunan smelter, KABANTARA Grup optimistis mampu mengonsolidasikan kekuatan industri bauksit dari hulu hingga hilir. Perusahaan menargetkan tonggak pencapaian strategis pada 17 Agustus 2026.
Lebih jauh, Gus Lilur menegaskan bahwa penguasaan industri sumber daya alam oleh pengusaha nasional bukan hanya soal bisnis, melainkan bagian dari agenda kedaulatan ekonomi dan ketahanan nasional.
“Pengusaha Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri. Kekayaan alam harus dikelola untuk kepentingan nasional dan kemakmuran rakyat, sebagaimana amanat Pancasila,” ujarnya.
Menurut pria yang juga merupakan Ketua Umum Netra Bakti Indonesia itu, hilirisasi minerba merupakan langkah strategis negara untuk memperkuat daya tahan nasional melalui penguasaan industri vital, sekaligus memastikan manfaat sumber daya alam dirasakan secara adil oleh seluruh rakyat Indonesia.(*)
Editor: Sulaiman













