Ditemukan Kasus TBC, Dinkes Jatim Ajak FKM Unair Dan Stikes Kepanjen Lakukan Skrining di Ponpes Enterpreneur Muhammadiyah Gondanglegi

Diferensia1592 Views
Tim Dinkes Jatim beserta FKm Unair dan Stikes Kepanjen saat melakukan melakukan skrining di Ponpes Enterpreneur Muhammadiyah Gondanglegi, Selasa (21/11/2023). (foto: istimewa)

SURABAYA – Mendapatkan laporan dari pihak Puskesmas Gondanglegi, Kabupaten Malang, bahwa telah ditemukan 2 kasus TBC pada santri Pondok Pesantren (Ponpes) Enterpreneur Muhammadiyah, Gondanglegi, maka Dinkes Jatim melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, drg. Sulvy Dwi Anggraeni, M.Kes., bergerak cepat dengan berkunjung ke lokasi.

Pada Senin dan Selasa (20-21/11/2023), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bersama dengan mitra Perguruan Tinggi yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) dan Stikes Kepanjen melakukan kegiatan skrining TBC di Pondok Pesantren Enterpreneur Muhammadiyah, Gondanglegi.

“Kami ke Ponpes Enterpreneur Muhammadiyah Gondanglegi Kabupaten Malang, setelah mendapatkan informasi adanya 2 kasus TBC yang ditemukan pada santrinya melalui Puskesmas Gondanglegi,” ujar Sulvy dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (22/11/2023) pagi.

Dinkes Jawa Timur dan tim diterima secara langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren KH Fahri, S.Ag., MM., yang menyampaikan bahwa pihaknya sangat berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan karena ia dan pihak pesantren sangat peduli dengan kesehatan.

“Karena jika santri sehat maka kelak akan menciptakan SDM yang produktif. Bapak dna ibu, di Pondok kami ada Gerakan 5A antara lain, Aman dari Kekerasan, Sakit, Lapar, Kehilangan dan Moral yang tidak baik. Ini merupakan bentuk tanggung jawab pondok pesantren pada orang tua yang sudah mengirimkan anaknya ke pondok dan sangat senang dengan adanya kegiatan pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan oleh rombongan,” ujar KH Fahri, Selasa (21/11/2023) saat menyambut rombongan Dinkes Jatim.

Sulvy Dwi Anggraeni dalam kesempatan itu menyampaikan maksud kedatangan rombongan di ponpes adalah untuk melakukan skrining kesehatan termasuk penyakit tidak menular seperti melakukan tensi dan tentunya skrining TBC.

“Untuk skrining TBC ada Program TBC dari Dinkes yang akan mengimplemetasikan E-TIBI yaitu aplikasi yang akan mendata gejala-gejala yang sedang dirasakan dan apakah menjadi terduga TBC atau tidak,” papar Sulvy dalam sambutannya.

“Kami meminta ijin dari Bapak KH Fahri untuk rencana aktivitas yang akan dilakukan pada hari ini,” imbuh Sulvy.

Setelah diberi ijin, lanjut Sulvy, kegiatan skrining TBC dilakukan di areal Pondok Pesantren Enterpreneur Muhammadiyah Gondanglegi oleh tim rombongan Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Stikes Kepanjen, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) dan Ikatan Dokter anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur.

FKM Unair: Kolaborasi Hasilkan Riset Yang Lebih Powerfull dan Percepat Penanggulangan TBC di Indonesia!

Sementara itu, Pakar Kesehatan Masyarakat, Laura Navika Yamani, Ph.D., yang turut serta mewakili FKM Unair menyatakan bahwa pihaknya merasa sangat senang bisa menjadi bagian dari kegiatan positif dan kontributif dari Dinkes Jatim karena menurutnya, sinergitas tidak hanya diperlukan antara Dinas Kesehatan dan Perguruan Tinggi tetapi tentu kolaborasi antara perguruan tinggi khususnya Unair sangat dibutuhkan untuk membuat inovasi-inovasi terbaik dalam penanganan TB.

“Jika Perguruan Tinggi yang berkolaborasi semakin banyak maka diskusi sesuai dengan kepakaran masing-masing dapat terjalin dan menghasilkan hasil kajian atau riset yang lebih powerful sehingga penanggulangan kasus TBC dapat dipercepat,” ujar Laura, Rabu (22/11/2023).

Menurut alumnus program doktor medical science dari Universitas Kobe Jepang itu, santri dan santriwati nampak sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut dan karenanya, ia dan Dinkes Jatim beserta rombongan yang hadir, berharap melalui kegiatan ini dapat meng-capture kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan pondok pesantren.

“Selain itu, kami berharap di Pondok Pesantren dapat bebas dari penyakit menular misalkan TBC,” tutup Laura.

(bus/tommy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *