
Jakarta, – Dunia tengah menghadapi ketegangan baru dalam peta perdagangan global. Kebijakan sepihak Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor telah memicu kegelisahan banyak negara, termasuk Indonesia. Namun di tengah gelombang ketidakpastian, Indonesia memilih bersikap tegas dan independen.
Sikap ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Dalam diskusi bertema “Prabowonomics di Era Tariff War” yang digelar GREAT Institute di Jakarta, hari ini, Kamis (24/4/2025). Direktur Eksekutif Syahganda Nainggolan menegaskan bahwa langkah Presiden Prabowo untuk menjaga kedaulatan ekonomi nasional adalah pilihan yang tepat dan bermartabat.
“Pak Prabowo sangat memahami bahwa Indonesia bukan pion di percaturan global. Kita punya hak untuk menentukan arah sendiri, tanpa harus tunduk pada tekanan Amerika atau China,” ungkap Syahganda.
Diskusi ini turut dihadiri para tokoh ekonomi, pelaku industri, dan akademisi seperti Dr. Ferry Joko Juliantono, Prof. Dian Masyita, Dr. Poempida Hidayatullah, hingga Poppy Dharsono, yang semuanya menyuarakan semangat yang sama: berdikari dan berdaulat secara ekonomi.
Poppy Dharsono, yang dikenal sebagai ikon industri kreatif, mengajak pemerintah untuk menggunakan momentum ini untuk memperkuat industri lokal.
“Selama dunia mengalami tren proteksionisme, inilah saat terbaik bagi kita membangun kapasitas industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada barang impor,” ujarnya.
Senada, Tito Sulistio mengingatkan agar langkah Indonesia tetap dihitung secara cermat.
“Sikap mandiri itu penting, tapi juga harus disertai dengan kehati-hatian, terutama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan kita yang sangat sensitif terhadap dinamika global,” katanya.
Diskusi ini ditutup dengan ajakan dari Dr. Ferry Juliantono, Wakil Menteri Koperasi RI, yang mendorong masyarakat untuk turut mengambil peran aktif dalam mendukung program-program ekonomi kerakyatan yang kini tengah dirintis pemerintah.
“Presiden Prabowo membawa harapan baru. Kita harus bergandengan tangan membangun koperasi desa, mewujudkan swasembada pangan dan energi, serta memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan makanan bergizi,” ujar Ferry penuh harap.
Sebagai informasi, di tengah tekanan global yang semakin besar, Indonesia memilih untuk berdiri di atas kaki sendiri. Bukan karena arogansi, tapi karena cinta pada negeri ini. Dan lewat kepemimpinan yang kuat serta kebijakan yang berpihak pada rakyat, Indonesia punya peluang besar untuk keluar dari badai dengan kepala tegak—lebih kuat, lebih mandiri. (***)
Kontributor: Ahmad Toha Almansur
Editor: Sulaiman
Foto: Ahmad Toha Almansur













