BANYUWANGI – Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf mendatangi ‘para preman sangar’ di Banyuwangi, Jawa Timur. Aksi-aksi mereka selama ini membuat warga Banyuwangi geleng-geleng kepala.
Sabtu (25/2/2023) malam, Pangdam V/Brawijaya, Deputi Penindakan Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI, Irjen Pol Ibnu Suhendra, Sekretaris Daerah Banyuwangi Mujiono M.Si dan jajaran Forkopimda setempat memang sengaja datang menyambangi pada preman sangar ini. Sabtu malam ini mereka tengah merayakan Hari Ulang Tahun ke-3 Lembaga Antinarkotika (LAN) Banyuwangi sekaligus peresmian Gerakan Preman Sangar (GPS).
Mayjen TNI Farid Makruf, MA mengapresiasi inisiasi Hijrotul Hadi, Ketua LAN Banyuwangi yang dengan kesadaran sendiri menggalang para preman untuk bersatu dalam GPS. Organisasi ini sendiri selama ini telah menggelar sejumlah aksi yang benar-benar bikin warga Banyuwangi geleng-geleng kepala. Mereka kerap turun membersihkan tempat pemakaman umum dan rumah-rumah ibadah setempat tanpa diminta. Sehingga preman itu tidak identik dengan keonaran atau hal negatif lainnya.
“Saya juga mengapresiasi pementasan tari-tarian khas Banyuwangi yang menjadi kekayaan tradisi dan budaya itu. Pak Sekda teruskan pembinaannya. Saya sangat senang ada generasi muda yang mau melestarikan kekayaan budaya bangsa,” sebut Pangdam V/Brawijaya.
Pada kesempatan sama, Danrem 132/Tadulako 2020-201 ini juga mengingatkan anak-anak muda dalam GPS untuk menghindarkan diri dari radikalisme.
“Radikalisme itu ada dua, radikalisme dalam pemikiran yang bersifat fundamentalisme, dan radikalisme dalam tindakan yang berbuah terorisme. Itu harus kita waspadai, kita perangi karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin,” papar Komandan Brigif 13/Galuh 2011-2013 ini.
Menurutnya, latar belakang kemiskinan, pendidikan dan pengaruh politik, ini semua memancing tumbuh suburnya radikalisme.
Ia mengingatkan bahwa paham ini, menyasar anak-anak muda yang tengah mencari jati diri, anak-anak muda yang belajar agama, namun mendapat ajaran yang salah, kaum idealis yang hanya mementingkan diri sendiri, dan milineal yang dekat dengan teknologi informasi namun tak mampu menyaring paham-paham salah termasuk radikalisme.
“Waspadai ini saudara-saudara sekalian agar jangan sampai kita terpengaruh radikalisme yang berbuah pada terorisme,” tandasnya.
Sementara itu, bercermin pada apa yang dilakukannya di Poso, Sulawesi Tengah Mayjen TNI Farid Makruf menyatakan bahwa memerangi radikalisme dan terorisme adalah tanggung jawab bersama TNI, Polri, pemerintah dan masyarakat. Di Poso, bebernya, pihaknya menurunkan da’i TNI-Polri ke pesantren-pesantren ataupun sekolah untuk memberi pencerahan gerakan radikalisme yang harus dihindari, dan mengubah mindset soal ajaran agama yang salah namun terlanjur diyakini oleh kelompok-kelompok tertentu.
Di saat yang sama, Pangdam V/Brawijaya juga memotivasi anak-anak muda di Banyuwangi untuk berprestasi. Ia memaparkan sejumlah warga Jawa Timur yang berprestasi seperti Menkopolhukam Mahfud MD, petinju Chris John, Himawan Wicaksoni dan lain-lain.
“Olehnya tanamkan dalam diri kalian, bahwa kalian mampu berprestasi,” demikian Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, MA memotivasi seribuan anggota GPS yang penuh semangat memadati Gesibu Blambangan Banyuwangi di tengah cuaca tak bersahabat.
(jafar/bus)