Dari Jalan Terjal ke Pelukan Hangat: Kisah Kemanusiaan TNI di Papua

Humanitas402 Views

Sinak, – Tak ada kamera yang merekam, tak ada tepuk tangan yang mengiringi. Tapi di tengah sunyi dan medan berat Distrik Mageabume, jejak langkah para prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti dari Pos Pintu Jawa menciptakan kisah kemanusiaan yang membekas dalam ingatan warga Kampung Biondikime.

Berbekal tekad dan panggilan nurani, mereka menempuh perjalanan sejauh 700 meter melalui jalan berbatu dan medan yang menanjak. Tujuannya bukan sekadar patroli, melainkan menyentuh hati: mengantarkan pakaian layak pakai kepada warga yang tinggal di salah satu wilayah terpencil di ujung timur Indonesia.

Di bawah komando Letda Inf Risal, para prajurit itu datang bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga pelukan hangat yang membuktikan bahwa negara hadir, walau dari jauh. Sambutan warga begitu emosional. Anak-anak memeluk pakaian baru mereka sambil tertawa kecil, sementara para orang tua menggenggam erat bantuan dengan mata berkaca-kaca.

“Kami tidak punya apa-apa untuk membalas kebaikan ini. Tapi kehadiran mereka membuat kami yakin, kami tidak dilupakan,” ujar seorang warga dengan suara lirih, menahan air mata yang menetes di pipinya yang telah lama bersahabat dengan kerasnya hidup, Kamis (22/5/2025).

Bagi Letda Inf Risal dan rekan-rekannya, misi ini jauh lebih besar dari sekadar rutinitas militer. “Kami di sini bukan hanya untuk menjaga keamanan, tapi juga memastikan bahwa setiap rakyat Indonesia, di mana pun berada, merasakan kehangatan persaudaraan. Pakaian ini mungkin sederhana, tapi di baliknya ada ketulusan dan kasih kami,” ungkapnya.

Momen-momen kecil di kampung itu menjadi bukti bahwa keberanian tidak selalu diukur dari senjata, tapi dari kemauan untuk hadir dan menyapa. Di tengah gereja kayu sederhana dan jalanan setapak yang memisahkan rumah-rumah warga, TNI dan rakyat menyatu -tertawa, bercerita, dan berpelukan dalam kesederhanaan yang penuh makna.

Inilah wajah Indonesia yang sesungguhnya: dari loreng prajurit hingga senyum anak Papua, semua bersatu dalam cinta tanah air. Di jalan terjal itu, lahir pelukan hangat yang tak akan pernah dilupakan.

(Arif/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *