Danrem Untoro: Pemimpin Harus Hadir, Tidur Bersama Prajurit, Dengarkan Suara Mereka!

Kodim, Korem375 Views

Blitar, – Malam itu, suasana Markas Yonif 511/Dibyatara Yodha terasa berbeda. Di antara deretan barak dan tenda prajurit, seorang perwira tinggi tampak menyatu dalam kebersahajaan. Ia bukan datang untuk inspeksi singkat, tapi untuk tinggal, tidur, dan menyelami kehidupan para prajuritnya—mereka yang diam-diam menyimpan letih dalam dedikasi tanpa pamrih.

Kolonel Arm Untoro Hariyanto, Komandan Korem 081/DSJ, memilih meninggalkan kenyamanan kantor dan rumah dinasnya. Sejak Rabu (7/5/2025), ia menetap dan bermalam di lingkungan Yonif 511/DY, Kota Blitar. Bukan sekadar formalitas, tapi panggilan hati seorang pemimpin yang ingin memastikan: anak-anak buahnya baik-baik saja.

“Saya keliling ke rumah-rumah prajurit. Saya lihat listriknya menyala baik, airnya mengalir lancar. Rumah-rumah itu sederhana, tapi hangat. Saya bangga, dan lebih dari itu, saya bersyukur,” kata Danrem Untoro, suaranya pelan namun dalam, saat memberikan arahan kepada prajurit dan ibu-ibu Persit, hari ini, Kamis (8/5/2025).

Di depan para prajurit, ia tak bicara dari atas mimbar. Ia duduk bersila, sejajar, seolah ingin berkata: “Saya juga bagian dari kalian.” Ia mengapresiasi kebersihan markas, kerapian ruangan, dan semangat yang terpancar dari wajah-wajah para prajurit muda.

“Semua ini adalah hasil kerja kalian. Tolong dijaga. Disyukuri. Karena tidak semua orang punya kehormatan mengabdi seperti kalian,” pesannya, menatap barisan prajurit yang menegakkan tubuh, tapi tak bisa menyembunyikan haru.

Namun di balik apresiasi, ia juga menyampaikan peringatan tegas—bukan dengan nada mengancam, melainkan dengan empati seorang ayah yang tak ingin anaknya tersesat jalan.

“Tidak boleh ada prajurit yang membekingi perjudian, sabung ayam, atau kegiatan ilegal lainnya. Sekali lagi saya ingatkan, yang sudah—berhenti. Yang belum—jangan pernah coba. Saya tidak akan menoleransi,” ucapnya, lantang tapi jernih, seperti hendak melindungi kehormatan korps-nya.

Danrem juga menaruh harapan besar pada para istri prajurit, ibu-ibu Persit. Ia menyambut dengan antusias semangat kewirausahaan yang mulai tumbuh dari lapak-lapak kecil UMKM yang mereka kelola.

“Saya tadi lihat ada stand-stand usaha kecil milik ibu-ibu. Itu luar biasa. Potensi itu harus didukung. Kreativitas adalah bentuk lain dari perjuangan untuk keluarga,” katanya, penuh bangga.

Di akhir arahannya, Danrem Untoro menyampaikan prinsip yang sederhana tapi mengakar: keadilan.

“Siapa yang berprestasi akan saya beri penghargaan. Tapi yang melanggar, akan saya beri hukuman. Tidak untuk mempermalukan, tapi untuk mendidik. Karena saya ingin kalian semua tumbuh, bukan jatuh,” tuturnya.

Danrem Untoro tidak datang membawa janji muluk. Ia hanya datang dengan niat sederhana—menjadi pemimpin yang hadir, melihat langsung, dan menyentuh hati. Dan malam itu, bagi prajurit Yonif 511/DY, mereka tidak hanya ditemani komandannya, tapi juga dilihat, didengar, dan dihargai sebagai manusia seutuhnya.

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *