AHY: Kepemimpinan adalah Keteladanan, Bukan Sekadar Jabatan!

POLITIKANA265 Views

 

Sumedang, – Balairung Rudini di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor menjadi saksi bisu momen penuh inspirasi, Rabu (7/5/2025). Di hadapan ratusan praja muda, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan kuliah umum yang menggugah: membangun Indonesia dari hati, dengan kepemimpinan yang melayani.

Kehadirannya bukan sekadar kunjungan formal. Di tengah padatnya agenda kenegaraan, AHY memilih meluangkan waktu menyapa para calon pemimpin bangsa. Bagi keluarga besar IPDN, kehadiran Menko muda itu bukan hanya kehormatan—tapi juga harapan.

“Bapak Menko, anak-anak kami ini akan segera memasuki babak baru dalam hidupnya. Kami bersyukur mereka bisa mendengar langsung dari sosok pemimpin yang lahir dari proses panjang, jatuh bangun, dan keteladanan,” tutur Plt. Rektor IPDN, Suhajar Diantoro, dengan mata berbinar.

IPDN, yang baru saja menyandang akreditasi unggul dari BAN-PT, bukan sekadar sekolah kedinasan. Ia adalah kawah candradimuka yang membentuk karakter pemimpin dengan kurikulum berimbang—antara teori dan praktik, disiplin dan empati, pengajaran dan pengasuhan.

Dalam suasana khidmat, AHY memaparkan materi bertajuk “Membangun Infrastruktur untuk Semua Menuju Indonesia Emas 2045.” Namun lebih dari sekadar data dan strategi, ia menyisipkan harapan dan nilai-nilai kepemimpinan yang meresap hingga ke dada para praja.

“Dua puluh tahun lagi, kalianlah yang akan memegang kemudi negeri ini. Jangan jadikan jabatan sebagai tujuan. Jadikan ia alat untuk melayani,” ucap AHY, suaranya mantap namun menyentuh.

AHY tak sekadar memberi wejangan. Dalam sesi akhir, ia menerima Penganugerahan Tanda Penghargaan Kartika Astha Brata Utama dan dikukuhkan sebagai Alumni Kehormatan Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan. Sebuah simbol bahwa nilai-nilai kepemimpinan ala praja telah menjadi bagian dari dirinya: seperti matahari yang mengayomi, bumi yang merendah, dan laut yang luas menampung.

“Saya merasa pulang. Terima kasih atas kehormatan ini. Astha Brata bukan hanya filosofi, tapi bekal hidup. Untuk saya, dan semoga juga untuk kalian semua,” ujar AHY dengan haru.

Sebelum memberikan kuliah umum, AHY juga menyempatkan makan siang bersama para praja di Gedung Menza Nusantara. Di ruang makan itu, protokol tampak mengendur. Tak ada jarak. Hanya canda, tawa, dan harapan yang bersatu dalam kehangatan sederhana.

Hari itu, para praja tak hanya mendapat ilmu. Mereka menyaksikan langsung bahwa menjadi pemimpin bukan soal tinggi pangkat, tetapi tentang rendah hati dan keinginan tulus untuk hadir bagi sesama. (*)

 

Kontributor: Ferdio Irfan

Editor: Sulaiman 

Foto: Puspen Kemendagri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *