Bersaudara dalam Damai: Kehangatan TNI dan Warga Walesi Menyatu di Tengah Pegunungan

Komsos297 Views

Jayawijaya, – Di tengah sunyinya pegunungan dan sejuknya udara Distrik Walesi, kehadiran prajurit TNI dari Satgas Yonif 641/Beruang (Bru) membawa lebih dari sekadar pengamanan wilayah. Mereka hadir dengan hati terbuka, merajut silaturahmi, menumbuhkan rasa percaya, dan menyemai damai. Melalui Komunikasi Sosial (Komsos) yang dilakukan Pos Kotis Walesi, prajurit TNI dan masyarakat setempat kembali membuktikan bahwa kedekatan bukan hanya sekadar slogan, tetapi nyata dalam tindakan dan kasih sayang.

Lettu Inf Wisnu Sutejo, Danpos Kotis Walesi, menyampaikan bahwa kegiatan Komsos ini adalah bagian dari komitmen TNI untuk selalu hadir sebagai bagian dari masyarakat, bukan sekadar aparat penjaga teritorial.

“Kami bukan hanya datang untuk menjaga keamanan. Kami datang sebagai saudara, sahabat, dan bagian dari keluarga besar masyarakat Walesi. Kedekatan ini bukan formalitas, tapi lahir dari niat tulus kami untuk membangun damai dan rasa saling percaya,” ujarnya penuh haru.

Di rumah-rumah sederhana yang hangat oleh keramahan, para prajurit disambut layaknya anak yang pulang ke pelukan ibu pertiwi. Warga tak hanya membuka pintu rumah, tapi juga membuka hati. Obrolan ringan, senyum tulus, dan canda yang hangat menjadi jembatan antara dua sisi yang kini tak lagi terpisah: rakyat dan TNI, satu dalam semangat kebersamaan.

Bapak Asad, seorang tokoh masyarakat berusia 48 tahun, menyambut langsung kedatangan para prajurit. Wajahnya tak mampu menyembunyikan kebahagiaan saat menyampaikan perasaannya.

“Saya senang sekali. Mereka datang bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyapa, mendengar, dan menemani kami. Dengan begini, kami merasa tak sendiri. TNI benar-benar ada di hati kami,” tutur Bapak Asad dengan suara bergetar.

Ia berharap, momen-momen seperti ini terus terjalin, agar rasa aman dan damai tidak hanya dirasakan secara fisik, tapi juga tumbuh dari dalam hati masyarakat.

Kegiatan Komsos ini bukan hal besar yang memerlukan seremoni megah, tapi justru dalam kesederhanaannya, nilai kemanusiaan dan kebangsaan terpancar kuat. Ketika tentara dan rakyat saling menguatkan, di situlah makna sejati dari pertahanan: bukan sekadar menjaga batas, tapi menjaga perasaan, harapan, dan masa depan.

“TNI Selalu Ada untuk Rakyat” bukan sekadar semboyan. Di Walesi, kalimat itu menjadi nyata dalam pelukan hangat, dalam senyum anak-anak yang menyapa prajurit dengan lugu, dan dalam semangat kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.

(Barat/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *