Babinsa Tangguh, Rakyat Tumbuh: Serka Giyanto Bangun Tanggul Demi Lindungi Desa dari Longsor

Babinsa754 Views

 

Sragen, – Di tengah derasnya hujan dan kekhawatiran warga akan ancaman tanah longsor, hadir sosok yang tak hanya berdiri gagah dengan seragam loreng, tetapi juga merendahkan hati untuk turun langsung ke lumpur: Serka Giyanto, Babinsa Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.

Di saat banyak orang memilih berteduh, Giyanto justru memilih bertindak. Dengan cangkul di tangan dan semangat di dada, ia bersama warga membangun tanggul penahan longsor—tembok harapan yang tak hanya menahan tanah, tetapi juga menjadi simbol kuatnya solidaritas antara TNI dan rakyat.

Tugas sebagai prajurit bukan hanya menjaga kedaulatan dari ancaman luar, tetapi juga hadir dan berdiri di sisi rakyat saat bencana mengancam dari dalam, itulah prinsip yang dipegang Serka Giyanto. Ia tak ingin ada satu pun warga kehilangan rumah, kehilangan harapan, atau bahkan kehilangan nyawa karena kelambanan atau kelalaian.

Dipicu oleh tingginya curah hujan dan kondisi tanah yang labil, Serka Giyanto segera berkoordinasi dengan warga, perangkat desa, dan dinas terkait. Mereka bahu-membahu membangun tanggul, memadatkan tanah, menanam pancang-pancang penguat, dan menyusun batu demi batu seolah sedang menyusun tembok keteguhan hati mereka sendiri.

“Dengan kerjasama yang kuat antara Babinsa, masyarakat, dan pemerintah, kita tidak hanya membangun tanggul, tapi juga membangun rasa aman dan masa depan yang lebih baik,” ucap Giyanto, matanya menatap jauh ke arah bukit yang kini tak lagi membuat cemas, Selasa (20/5/2025).

Keberadaan Babinsa bukan sekadar perpanjangan tangan institusi negara, tetapi jiwa dari semangat gotong royong bangsa ini. Di pundak para prajurit desa seperti Serka Giyanto, semangat Indonesia merdeka hidup—bukan dalam parade atau seremoni, tapi dalam kerja nyata, peluh, dan ketulusan.

Tanggul di Desa Ngebung mungkin tak akan masuk buku sejarah nasional, tapi di hati warga, itu adalah benteng pengabdian. Dan di tengah dunia yang kian individualistis, keteladanan seperti ini mengingatkan kita: bahwa kekuatan sejati sebuah bangsa lahir dari cinta, keberanian, dan kemanusiaan. (*)

 

Kontributor: Agus Rodo Kemplu

Editor: Sulaiman

Foto: ARK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *