
Sorong Selatan, – Kabut pagi masih menempel di pucuk pepohonan ketika dentuman musik terdengar dari Lapangan Distrik Tarof, Kokoda, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya. Anak-anak sekolah berlarian menuju lapangan, sementara beberapa prajurit berseragam olahraga menata barisan. Hari itu, Kamis (6/11/2025), suasana Kokoda terasa berbeda: warga dan prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 763/SBA Pos Kokoda bersiap menari seirama dalam senam kebersamaan.
Senam itu bukan sembarang senam. Namanya Senam Sanetia, senam khas Yonif 763/SBA yang diciptakan untuk menjaga kebugaran sekaligus menumbuhkan semangat kekompakan. “Sanetia itu singkatan dari Semangat, Netral, dan Setia,” ujar Komandan Pos (Danpos) Kokoda sambil tersenyum. “Kami ingin mengajak masyarakat untuk hidup sehat, kompak, dan semangat. Satgas TNI bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Kokoda.”
Ketika musik mengalun, langkah-langkah kaki mulai berpadu. Prajurit dan warga bergerak dalam irama yang sama, di bawah matahari yang kian hangat. Tawa anak-anak kecil memecah udara pagi. Beberapa bocah tampak meniru gerakan dengan canggung, tapi semangat mereka menular ke semua yang hadir.
Bagi warga, kegiatan seperti ini membawa suasana baru. Maria, seorang ibu rumah tangga, mengaku senang bisa ikut senam bersama para prajurit. “Biasanya kami hanya lihat mereka patroli. Sekarang bisa senam bareng, rasanya seperti keluarga,” katanya sambil tertawa.
Bagi Satgas, kegiatan ini lebih dari sekadar olahraga. Ia adalah jembatan kemanusiaan di tengah tugas menjaga perbatasan. “Kami ingin hadir bukan hanya sebagai penjaga garis batas negara, tapi juga penjaga semangat warga,” ujar Danpos.
Senam Sanetia hari itu diakhiri dengan foto bersama dan canda ringan. Namun gema tawa dan langkah-langkah yang berpadu di lapangan Tarof terasa meninggalkan pesan yang dalam bahwa di ujung timur Indonesia, semangat persaudaraan bisa tumbuh dari hal sederhana: bergerak seirama di batas negeri.(*)
(Johannes/Sulaiman)






