TNI-Polri dan Warga Gotong Royong Antisipasi Banjir di Trenggalek

Babinsa37 Views

Trenggalek, – Aparat TNI dan Polri bersama pemerintah daerah serta warga Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, bergotong royong membersihkan tumpukan bambu dan sampah di bawah Jembatan Plengkung Bendorejo, Jumat (19/12/2025). Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi banjir pada musim hujan.

Kerja bakti tersebut melibatkan Koramil 0806-02/Pogalan, Polsek Pogalan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Perum Jasa Tirta wilayah Trenggalek, komunitas Zero Waste, relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), perangkat desa, serta masyarakat setempat.

Jembatan Plengkung Bendorejo merupakan akses vital warga sekaligus titik rawan tersumbat material bambu dan sampah kiriman dari hulu. Saat debit air sungai meningkat, sumbatan di area ini berpotensi menghambat aliran dan memicu luapan ke permukiman.

Di bawah terik matahari, aparat dan warga bahu-membahu menarik carang bambu ori yang menyangkut di pondasi jembatan. Selain bambu, sampah rumah tangga juga dibersihkan agar aliran Sungai Ngasinan tetap lancar.

Babinsa Desa Bendorejo, Koptu Hartanto, mengatakan pembersihan sungai merupakan langkah mitigasi sederhana namun penting untuk menekan risiko banjir. Menurut dia, kelancaran aliran air berpengaruh langsung terhadap keamanan jembatan dan keselamatan warga.

“Pembersihan ini dilakukan agar aliran sungai tidak tersumbat. Jika hujan deras dan debit air meningkat, risiko luapan bisa diminimalkan,” ujar Hartanto di sela kegiatan.

Ia menambahkan, keterlibatan lintas sektor—mulai dari TNI–Polri, BPBD, komunitas lingkungan, relawan, hingga masyarakat—menjadi kekuatan utama dalam upaya pencegahan bencana. Sinergi semacam ini, menurut dia, perlu terus dijaga.

Hartanto juga mengimbau warga yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Ngasinan agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai. Ia meminta sisa potongan bambu tidak dibuang ke sungai karena berpotensi menyangkut di jembatan.

“Jika menebang bambu, sisa potongannya sebaiknya tidak dibuang ke sungai. Itu bisa memperparah sumbatan dan meningkatkan risiko banjir,” katanya.

Melalui kegiatan gotong royong tersebut, para pihak berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga sungai sebagai ruang hidup bersama semakin meningkat. Kolaborasi antara aparat dan warga dinilai masih menjadi modal sosial penting dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di Trenggalek.(*)

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *