TNI, Penjaga Negeri dan Sahabat Sejati Petani

Babinsa1132 Views

Madiun, – Di tengah hamparan sawah yang menghijau, di antara lumpur dan peluh yang tak henti bercucuran, hadir sosok-sosok berseragam loreng yang bukan datang untuk berperang, melainkan untuk bersahabat. Mereka adalah prajurit TNI—penjaga negeri yang kini juga menjadi tangan kanan para petani.

Di Desa Bajulan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, pemandangan itu bukan hal baru. Kehangatan antara prajurit dan petani terjalin begitu erat, hingga tak ada lagi sekat di antara mereka. Yang ada hanya tawa, semangat gotong royong, dan satu harapan: panen yang baik, dan kehidupan yang lebih sejahtera.

Pelda Kokok Winarko, seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Koramil 0803-09/Saradan, adalah salah satu wajah dari pengabdian tanpa pamrih itu. Setiap hari, ia turun ke sawah, menyingsingkan lengan bajunya, berkubang bersama lumpur dan mendengar keluh-kesah petani dengan hati terbuka.

“Pendampingan ini bukan sekadar tugas. Ini soal kepedulian, soal kehadiran. Kami mulai dari penyiapan lahan, pembibitan, tanam, hingga panen dan penyerapan gabah oleh Bulog. Kami juga bantu cari solusi kalau ada hama atau pupuk sulit,” ujar Kokok dengan suara tenang namun penuh keteguhan hati, Rabu (14/5/2025).

Baginya, membantu petani bukan pekerjaan tambahan, melainkan panggilan nurani. Ia percaya, kesejahteraan petani adalah fondasi bagi ketahanan bangsa. “Saya tanamkan dalam hati, kalau saya hadir sebagai Babinsa, saya harus benar-benar hadir. Harus dirasakan manfaatnya,” ujarnya lirih.

Apa yang dilakukan Kokok dan rekan-rekannya bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk cinta kepada tanah air. Di balik seragam dan disiplin militer yang ketat, ada ketulusan yang tak bisa disembunyikan. Seperti saat pupuk langka dan hama menyerang, para petani tak pernah merasa sendiri. Selalu ada TNI yang sigap membantu.

Karmin, seorang petani di Desa Bajulan, berkaca-kaca saat mengenang bantuan yang pernah ia terima. “Kalau bukan karena bantuan dari bapak-bapak TNI, mungkin sawah kami gagal panen. Mereka datang saat kami benar-benar butuh. Kami merasa punya saudara, bukan sekadar tentara,” tuturnya.

Apresiasi pun datang dari Danrem 081/DSJ, Kolonel Arm Untoro Hariyanto. Ia tak bisa menyembunyikan kebanggaannya melihat dedikasi yang ditunjukkan para Babinsa seperti Pelda Kokok.

“Pelda Kokok ini contoh nyata bahwa prajurit bukan hanya pengawal negara, tapi juga penguat rakyat. Ini wujud dari doktrin kami: TNI kuat karena rakyat. Saya ingin lebih banyak Babinsa yang seperti dia—hadir, menginspirasi, dan bermanfaat,” kata Untoro penuh harap.

Ia menutup dengan pesan menyentuh, “Jangan pernah lelah berbuat untuk rakyat. Di situlah letak kemuliaan seorang prajurit—bukan pada pangkat atau senjata, tapi pada hati yang tulus untuk melayani.”

(arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *