Keerom, – Di tengah rimbunnya hutan dan damainya udara pegunungan Papua, gema persaudaraan kembali mengalun indah dari Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Selasa (10/6/2025), momen sakral peresmian Gereja GKI Eden Yanemyo menjadi saksi hidup tentang bagaimana perbedaan tak pernah menjadi jurang, melainkan jembatan pengikat anak bangsa.
Yang istimewa, peresmian gereja ini tak hanya dihadiri oleh jemaat dan tokoh agama, tapi juga oleh para prajurit TNI dari Satgas Yonif 131/Brajasakti Pos Yamara. Di tanah yang jauh dari pusat kekuasaan, para penjaga kedaulatan hadir bukan dengan senjata, tetapi dengan senyum, doa, dan tangan terbuka. Inilah wajah Indonesia sesungguhnya, yang Bhineka, tapi satu dalam cita.
“Kami hadir sebagai bentuk dukungan dan rasa hormat kepada masyarakat. Ini bukan sekadar peresmian rumah ibadah, melainkan perwujudan dari semangat kebersamaan dan toleransi yang sudah lama tumbuh di bumi Papua ini,” ujar Danpos Yamara Satgas Yonif 131/Brajasakti, Serma Saifuddin, penuh haru.
Bagi masyarakat Kampung Suskun, kehadiran TNI dalam peresmian rumah ibadah adalah bukti bahwa Negara hadir, dan bahwa cinta tanah air bisa menjelma menjadi kasih antarumat.
“Kami sangat bersyukur dan merasa terhormat. Kehadiran saudara-saudara kami dari Satgas TNI menunjukkan bahwa cinta kasih dan persaudaraan bisa melintasi batas agama dan suku. Ini adalah Indonesia yang kami rindukan, dan kini kami rasakan,” tutur Pdt. Christian Tier, S.Th (50), pemimpin jemaat Gereja Eden Yanemyo.
Acara berlangsung khidmat. Doa-doa dipanjatkan dalam kesunyian yang syahdu. Peluk hangat antarjemaat dan prajurit TNI menjadi lambang bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukanlah semboyan kosong, melainkan napas yang nyata di tanah paling timur negeri ini.
Di tengah tantangan dan keragaman, Papua kembali membuktikan bahwa harmoni itu mungkin. Di Gereja Eden Yanemyo, harapan akan Indonesia yang damai dan bersatu tak hanya dilafalkan, tapi dihidupkan.
(Bahri/Sulaiman)