TNI AD Mengguncang Pacitan: Panti Usang Disulap Jadi Istana Asa, Mabesad Turun Langsung Beri Apresiasi

Diferensia950 Views

Pacitan, – Di tengah geliat pembangunan negeri, satu aksi senyap namun penuh makna menggema dari Pacitan. Panti Asuhan Citra Diri yang dulunya renta dan nyaris roboh, kini berdiri kokoh sebagai simbol harapan baru berkat sentuhan tangan para prajurit TNI Angkatan Darat. Tak tanggung-tanggung, keberhasilan ini mendapat apresiasi langsung dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), yang mengirimkan Tim Penilai khusus ke lokasi.

Dipimpin oleh Waaster Kasad Bidang Tahwil, Komsos, dan Bakti TNI, Brigjen TNI Taufiq Shobri, tim ini hadir untuk melihat langsung transformasi fisik dan sosial yang luar biasa itu. Menurutnya, ini bukan sekadar renovasi—ini adalah bukti nyata bahwa TNI AD hadir untuk rakyat, berjuang tanpa senjata, menembus batas-batas sosial demi masa depan generasi bangsa.

“Kegiatan ini adalah wujud nyata kebijakan Kasad, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Kita tidak hanya bicara keamanan, tapi juga tentang kemanusiaan. Renovasi ini adalah bagian dari pertempuran kita melawan ketidakadilan sosial,” tegas Brigjen Taufiq di sela-sela kunjungannya, Kamis (15/5/2025).

Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa semangat karya bakti ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, menjadikan pembangunan manusia sebagai pilar utama Indonesia Emas 2045.

Renovasi ini bukan proyek satu kali. Ia adalah gerakan kolosal, dilakukan serentak oleh Korem-Korem di seluruh Indonesia. Panti Asuhan Citra Diri sendiri kini masuk dalam lima besar nominasi nasional, berkat tingkat keberhasilan renovasi serta langkah strategis dalam hal legalitas anak.

Tak hanya fisik, karya bakti ini juga menyentuh sisi administratif. TNI AD membantu penerbitan akta kelahiran untuk anak-anak panti—dokumen penting yang menjadi gerbang menuju masa depan cerah. Hingga hari ini, lebih dari 3.000 anak di seluruh Indonesia telah terbantu melalui program ini.

“Ini bukan hanya soal bangunan berdinding tembok dan berlantai keramik. Ini tentang harapan yang dipatri dalam setiap bata dan semen. Kita ingin anak-anak ini tumbuh dengan martabat dan punya masa depan yang legal di mata negara,” ujar Brigjen Taufiq, dengan nada optimistis.

Ia berharap, apa yang dilakukan di Pacitan ini menjadi pemantik api perubahan di daerah lain. “Jangan biarkan satu anak pun tumbuh tanpa identitas, tanpa rumah yang layak. Dunia boleh berubah tak menentu, tapi semangat kolaborasi dan kemanusiaan harus terus menyala,” tandasnya.

Dengan semangat gotong royong dan pengabdian tanpa pamrih, TNI AD kembali menunjukkan bahwa loreng bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga kehangatan. Dari dinding panti yang dulu bolong dan becek, kini lahir ruang-ruang penuh semangat belajar, bermain, dan bermimpi. Dan di situlah, masa depan bangsa sedang dipahat—satu demi satu, dengan cinta dan keberanian.

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *