Tanah, Keringat, dan Doa: Ketahanan Pangan dalam Genggaman Prajurit Korem 081/DSJ

Di Balik Tanah yang Gersang, Harapan Ketahanan Pangan Itu Tumbuh

Ekonomi378 Views

Madiun, – Matahari belum sepenuhnya naik ketika langkah tegas Kolonel Arm Untoro Hariyanto, Danrem 081/DSJ, menapak lahan seluas 10 hektare di Desa Pajaran, Saradan, Kabupaten Madiun, Rabu (30/4/2025). Di balik semilir angin pagi dan aroma tanah basah, ada impian besar yang sedang ditanam: ketahanan pangan demi masa depan bangsa.

Lahan itu bukan sekadar hamparan kebun. Ia adalah simbol keberanian dan kecintaan prajurit terhadap tanah air—tempat pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan bersatu dalam harmoni yang terpadu. Inilah Pilot Project Ketahanan Pangan Terpadu Kodim 0803/Madiun, sebuah terobosan strategis yang digagas dengan satu harapan: rakyat tidak lagi lapar, petani tidak lagi sendiri.

“Di satu lahan, kita satukan semua. Ini bukan hanya soal produksi pangan, ini tentang bagaimana kami, TNI, ingin hadir nyata untuk rakyat,” ujar Danrem dengan sorot mata yang penuh semangat.

Bagi Untoro, proyek ini lebih dari sekadar program. Ia adalah bentuk cinta dan tanggung jawab pada rakyat. Sebuah warisan pengabdian yang lahir dari semangat gotong royong dan keberanian melawan krisis. Di lahan itu, mereka tidak hanya menanam jagung, lele, atau sayuran—mereka sedang menanam harapan, mengairi masa depan dengan semangat.

“Setelah kita uji, kita ingin ini disebarluaskan ke masyarakat. Kami ingin masyarakat terinspirasi, teredukasi, dan bisa menerapkannya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,” lanjutnya dengan suara yang menghangatkan hati.

Bukan hanya Madiun yang merasakan semangat ini. Satu per satu Kodim di jajaran Korem 081/DSJ pun ikut bergerak. Setiap jengkal tanah yang disentuh, menjadi ladang kebaikan dan kedaulatan pangan.

“Minimal satu Kodim, satu lahan seperti ini. Itu komitmen kami. Karena tugas kami bukan hanya menjaga perbatasan atau keamanan, tapi juga ikut memastikan anak-anak bangsa ini tidak kehilangan masa depan,” tegas Untoro.

Di balik seragam loreng itu, ada tangan-tangan yang menanam, memanen, dan mengayomi. Ada dedikasi yang tak lelah mengabdi. Karena TNI percaya, Indonesia yang kuat bukan hanya dibangun oleh senjata, tapi oleh ladang-ladang yang hijau dan perut rakyat yang kenyang.

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *