Secercah Harapan dari Eromaga: Ketika Prajurit dan Wakil Rakyat Bersatu di Tengah Konflik Papua

POLITIKANA606 Views

Eromaga Puncak, – Kabut tipis menyelimuti lereng pegunungan Papua saat sebuah rombongan kecil menyusuri jalur berbatu menuju Pos Satgas Yonif 700/WYC Eromaga. Hari ini, Sabtu (5/7/2025), bukan hari biasa. Di tengah derasnya arus pengungsian akibat konflik bersenjata, sebuah kunjungan sederhana membawa makna mendalam.

Adalah Yorinus M. Kogoya, anggota DPRD Dapil 1 Kabupaten Puncak, yang hadir langsung ke jantung daerah rawan ini. Ia tak datang dengan rombongan besar atau formalitas berlebihan. Ia datang dengan empati, berjalan bersama para prajurit, menyapa warga, dan melihat langsung luka yang ditinggalkan konflik.

Di bawah komando Letda Inf Sudirman, prajurit Yonif 700/WYC tak hanya menjaga perbatasan. Mereka menjadi sandaran harapan, mendirikan tenda, membagikan makanan, hingga merawat luka para pengungsi, bukan hanya yang terlihat di tubuh, tetapi juga yang tertinggal di hati.

“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh personel Yonif 700/WYC. Mereka bukan hanya menjalankan tugas, mereka menjalankan misi kemanusiaan. Ini adalah bentuk pengabdian yang luar biasa,” ucap Yorinus dengan suara yang hangat, menatap para prajurit dengan penuh bangga.

Rombongan kemudian melanjutkan ke lokasi pengungsian. Di tempat yang kini menjadi rumah sementara bagi ratusan warga yang terpaksa meninggalkan kampung halaman, suasana haru tak bisa dihindari. Anak-anak menggenggam tangan prajurit, para ibu meneteskan air mata, sementara tenda-tenda darurat menjadi saksi bisu akan kekuatan solidaritas.

Di tengah suasana penuh keprihatinan itu, Letda Sudirman menegaskan kembali misi mereka, “Kami bukan hanya penjaga wilayah. Kami adalah penjaga kemanusiaan. Selama rakyat membutuhkan, kami akan selalu hadir.”

Kunjungan ini bukan sekadar agenda politik atau formalitas militer. Ia adalah simbol kuat bahwa di tengah konflik, masih ada ruang untuk kepedulian, kolaborasi, dan ketulusan. Ketika wakil rakyat turun langsung dan prajurit membuka hati, terciptalah harmoni di tengah deru konflik.

Di Pos Eromaga, cerita tentang peluru dan senjata berganti menjadi kisah tentang tangan yang merangkul, bahu yang menopang, dan hati yang peduli. Inilah wajah lain dari Papua, keras, namun tak kehilangan cahaya kemanusiaan.(*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *