
Blitar, – Pagi itu di hamparan sawah Dusun Jatimulyo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, seorang prajurit TNI tampak menyingsingkan lengan, menjejak lumpur, dan ikut menanam padi bersama para petani. Dialah Serda Agis Eka Rosadi, Babinsa Desa Jatitengah dari Koramil 0808/12 Wlingi, Kodim 0808/Blitar. Bagi Serda Agis, sawah bukan sekadar ladang bercocok tanam—tetapi juga medan juang untuk menjaga ketahanan pangan bangsa.
Pada Rabu (18/6/2025) pagi, Serda Agis terjun langsung mendampingi penanaman padi jenis Inpari 32, varietas unggul yang tahan penyakit dan berpotensi tinggi dalam produktivitas. Lokasi penanaman berada di lahan milik Rudin (53), anggota Poktan Tani Makmur.
Pendampingan itu bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk nyata sinergi antara TNI AD dan rakyat dalam mewujudkan ketahanan pangan dari tingkat desa.
“Kami hadir untuk memberi motivasi dan semangat, sekaligus ikut bekerja di lapangan. Karena menjaga ketahanan pangan bukan hanya tugas petani, tapi tanggung jawab kita bersama sebagai anak bangsa,” ujar Serda Agis dengan semangat.
Langkah-langkah kecil di pematang sawah menjadi simbol besar dari kolaborasi TNI dan rakyat. Kehadiran Babinsa tak hanya memberi rasa aman, tetapi juga menyemai harapan dan kepercayaan.
Bagi Bapak Rudin, pendampingan dari TNI sangat dirasakan manfaatnya. “Babinsa tidak hanya memotivasi kami, tapi betul-betul ikut membantu. Ini membuat kami lebih semangat dan percaya diri menghadapi musim tanam,” ungkapnya penuh syukur.
Kapten Cku Arif Naryanto, Danramil 0808/12 Wlingi, menegaskan komitmen TNI untuk terus berada di sisi rakyat, khususnya para petani yang menjadi garda depan ketahanan pangan nasional.
“Babinsa adalah ujung tombak pengabdian TNI. Pendampingan seperti ini adalah bentuk nyata bahwa TNI hadir bukan hanya saat perang, tapi juga saat rakyat menanam harapan dan masa depan di ladang-ladang mereka,” tegasnya.
Dengan semangat gotong royong, sawah bukan lagi medan sunyi. Di Jatitengah, sawah telah menjadi medan juang, tempat di mana prajurit dan petani berdiri sejajar, menanam bukan hanya padi, tapi juga ketahanan dan kedaulatan bangsa.(*)
Editor: Sulaiman






